Sabtu, 26 Desember 2009

FILM=FILM BIOSKOP YANG SAYA TONTON TAHUN INI ANTARA LAIN ADALAH.... (2)

Hai! Setelah puas mengungkapkan kekesalan atas sebagian film yang menurut saya mengecewakan, saya jadi ingin memuji sebagian film lain yang saya sukai. Seperti...

PINTU TERLARANG
Kalau m
au jujur, ini film Indonesia yang paling saya sukai sepanjang 2009. Jangan-jangan pemilik film ini tidak mendaftarkan filmnya mengikuti FFI 2009, sehingga film ini tidak masuk nominasi. Tapi, sudahlah. Tidak dapat award juga tidak apa-apa. Toh menjadi film pemenang festival tidak menjadi pertimbangan saya dalam menonton sebuah film. Buktinya, sampai sekarang saya masih bingung (dasar otak udang nih saya), kok bisa-bisanya Crouching Tiger Hidden Dragon bikin kepincut para juri Oscar? Hmmm...


GARUD
A DI DADAKU
Sebagai e
ks pencinta Liverpool, saya lumayan suka film ini. Setidaknya, jadi sirik dengan rambut lebat Bayu (Emir Mahira) dalam film ini....






UP

Saya
bisa bilang apa lagi? Film ini seru, menegangkan, kocak dan tentu saja menghibur!




DISTRICT 9
Satu-satun
ya film action yang bisa bikin saya menangis karena ikut terhanyut dalam cerita, bukan hanya karena satu adegan sedih seperti dalam Transformers : Revenge of The Fallen. Fiuh, tidak sabar menunggu sekuelnya. Apa yng akan terjadi tiga tahun mendatang?





GET MARRIED 2
Kocak dan menghibur. Nirina lucu, deh!








SURR
OGATES
Sebenarnya, skenarionya tidak begitu bagus. Tapi, sukses membuat saya berpikir, bagaimana rasanya hidup dalam rumah saja dan membiarkan benda mati mengerjakan hal-hal yang menakjubkan yang bisa kita lakukan sendiri.






CLOUDY WITH A CHANCE OF MEATBALLS
Size
does matter!








Ng... Sudah dulu, ya.... Mau kerja dulu. Ihiks, sedihnya, liburan masih harus kerja juga....

Read More..

Selasa, 08 Desember 2009

FILM-FILM BIOSKOP YANG SAYA TONTON TAHUN INI ANTARA LAIN ADALAH.... (1)

Hai!


Hehehe, sudah sebulan lebih saya tidak mengisi blog ini. Sebenarnya, saya malas saj mengisinya. Saya bosan dengan blog, tapi tak berarti saya jadi menggilai FB, twitter, plurk dan lain-lain hanya untuk microblogging. Sebab, pada dasarnya, saya orang yang cukup bawel dalam menulis. Menulis yang singkat-singkat, heh, di mana letak kesenangannya?!

Tapi, menjelang akhir tahun ini, seperti tahun lalu, saya ingin mengingat-ngingat lagi film-film bioskop yang pernah saya tonton. Sebagian dari film itu membuat saya menyesal berat, seperti film-film di bawah ini :

THE RAMEN GIRL
Sebenarnya, saya menyesal menonton film ini di bioskop karena.... ternyata, film ini sudah sangat sering ditayangkan di Star Movies dan saya tidak mengetahuinya! Maksud saya, saya merasa agak rugi sudah mengeluarkan uang dan meluangkan waktu untuk ke bioskop, sementara sebenarnya, kalau mau, saya bisa saja berlangganan saluran tv kabel dan menonton banyak film bagus dengan harga yang lebih murah!
Ah, tapi, sudahlah. Setidaknya, THE RAMEN GIRL cukup manis. Bukan komedi romantis, tapi, sangat manis....

MY MOM'S NEW BOYFRIEND
Kasus ini mirip dengan THE RAMEN GIRL, tapi lebih parah. Saya agak kecewa dengan film ini. Untung ada Antonio Banderas dan Meg Ryan, jadi tidak begitu membuat saya merasa rugi-rugi amatlah.... Hhhh....




THE TARIX JABRIX 2
Oh Tuhan, tidak bisakah insan perfilman Indonesia membuat film yang tak hanya lebih baik daripada film buruk ini, tetapi juga sangat baik? Hanung dan Iqbal, kembalikan uangku! GRRRHHH!








MERAH PUTIH
Ehm, oke, saya mengoreksi pernyataan saya di atas. Bahwa insan perfilman Indonesia sebaiknya membuat film yang lebih baik. Sebab, ternyata, bukan hanya insan perfilman Indonesia saja yang terjebak dalam kesalahan model THE TARIX JABRIX 2, melainkan juga para pembuat film Hollywood! Oke, efek ledakannya keren. Tapi bagaimana dengan skenarionya? Buruk sekali!

TRANSFORMERS : REVENGE 0F THE FALLEN
Saya bisa bilang apa lagi? Skenarionya uuuugh, mengecewakan!







MERAIH MIMPI
Apanya yang meraih mimpi? Lima tahun pembuatan film dan hasilnya seperti itu? Hmmm.... Maaf saja nih, selain terlalu digembar-gemborkan, film ini bikin saya sebal dengan skenarionya yang dikerjakan oleh orang dari 'luar' itu.






G FORCE
Silakan ke mesin pencari di blog ini, baca sendiri apa yang saya tulis di sana. Jerry, tolonglah.... Jangan bikin film keluarga yang aneh seperti ini.







Ups, bukannya memaki, lho. Hanya mengungkapkan kekecewaan. Peace!

Gambar:
kapanlagi, imdb, meraihmimpi, blitzmegaplex, kompasentertainment

Read More..

Jumat, 23 Oktober 2009

CLOUDY WITH A CHANCE OF MEATBALLS : JANGAN BERLEBIHAN

Dua hari yang lalu, setelah menonton film ini, saya jadi teringat pada lagu dangdut (yang nyanyi kalau tak salah Vetty Vera) yang intinya menyarankan agar manusia menyukai yang 'sedang-sedang' saja. Dalam film berjudul puanjang ini, pesan dari lagu tersebut ternyata sejalan dengan lagu lama tersebut.

Adalah Flint Lockwood, cowok jenius yang dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarnya, kecuali oleh mendiang ibunya. Flint yang bercita-cita membuat penemuan hebat, dianggap pengacau oleh penduduk kota tempatnya tinggal karena penemuan-penemuannya yang mengganggu orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, Flint juga melihat bahwa orang-orang di kotanya sudah bosan makan sardin, makanan utama penduduk kota. Oleh sebab itu, Flint berusaha membuat makanan cepat saji berbahan dasar air melalui mesin ciptaannya yang bernama aneh (susah banget namanya, pokoknya!).

Di sinilah konflik bermula. Mesin ciptaan Flint ternyata mampu menimbulkan hujan makanan. Penduduk kota jadi senang dan Flint terlena oleh puja-puji penduduk setempat atas keberhasilannya membuat makanan-makanan lezat.


Namun, hal itu tak berlangsung lama. Para penduduk diserang penyakit seperti kegemukan dan apa yang disebut food comma (:D) akibat kelebihan makanan sampah. Belum lagi masalah itu beres, Flint baru menyadari bahwa hujan makanan ciptaannya berubah menjadi hujan makanan raksasa : pizza raksasa, jagung manis raksasa, hot dog raksasa dan sebagainya. Parahnya lagi, makanan tersebut bermutasi menjadi 'hidup' dan mampu menyerang manusia. Belum lagi kerusakan materil yang ditimbulkan akibat hujan makanan raksasa tersebut. Segalanya menjadi kacau dan Flint, dibantu Sam Sparks, reporter pintar yang disukainya, harus menghancurkan mesin buatannya sendiri....

Ini film yang kreatif, orisinal dan cukup seru. Tentu saja, saya masih lebih menyukai UP, tapi CLOUDY.... cukup menghibur. Soundtrack dan scoringnya juga asyik, khas remaja banget. Bikin kita merasa fun. Tapi tentu saja, saya tidak kepingin bumi kita dikotori oleh hujan makanan yang tak terkendali :D

Silakan ditonton. Dijamin, aman untk keluarga, kecuali jika hujan makanan benar-benar terjadi.....

Gambar:
imdb.com

Read More..

Rabu, 21 Oktober 2009

INGLOURIOUS BASTERD : HELL YAH, BASTARDS!

Katanya, ada kecenderungan dari praktisi perfilman Hollywood untuk membuat film yang tak lagi menempatkan Nazi sebagai pihak yang beringas dalam membantai kaum Yahudi. Tapi ternyata, INGLORIOUS BASTERDS masih menjadi perpanjangan dari tradisi tersebut. Yah, kurang lebih samalah dengan tradisi menggambarkan muslimin dan muslimat sebagai "teroris".

Saya nonton film ini dua hari yang lalu. Lagi-lagi sendirian saja, karena dua sahabat saya yang sedikit lebih waras daripada saya, memang terhitung malas menonton film di bioskop. Mereka tidak peduli, sekalipun sudah tidak up-to-date lagi, mereka lebih memilih menonton film di TV yang gratis dan tidak perlu meninggalkan rumah.

Maka, jadilah saya menonton Aldo Raine (Brad Pitt) dengan pasukan kecilnya yang terdiri dari keturunan Yahudi, meneror tentara Nazi dengan cara-cara yang tak kalah kejam dan sadisnya dengan genosida oleh Nazi terhadap kaum Yahudi itu sendiri. Di sini, Raine dan kawan-kawan adalah tentara Amerika (dinas super rahasia), bukan mewakili secara resmi kelompok Yahudi tertentu sehingga apa yang mereka lakukan tidak bisa dikatakan sebagai perjuangan membela bangsa Yahudi. Kalau Raine merekrut tentara keturunan Yahudi tersebut, maka itu semata demi kepentingan Amerika. Buktinya, sekalipun selalu berkoar bahwa mereka ingin meneror Nazi, namun tetap saja, Raine dan kawan-kawan peduli dengan berapa orang tentara Nazi yang ada, posisinya di mana dan apa saja senjata mereka (simak adegan yang memperkenalkan Donny Donowitz (Eli Roth), yang suka memukul kepala orang dengan stik baseball). Ya iyalah, mereka 'kan tentara Amerika, bukan gerilyawan Yahudi. Sepanjang yang saya tahu, tidak ada cerita mengenai perlawanan kaum Yahudi terhadap Nazi yang difilmkan. Biasanya, film mengenai perlawanan terhadap Nazi menempatkan pihak dari negara tertentu (entah Prancis atau Amerika Serikat) sebagai jagoannya, bukan orang yang merepresentasikan kaum Yahudi itu sendiri. Barangkali, itu sebabnya, INGLOURIOUS BASTERDS adalah fiksi, karena barangkali, memang tidak ada kisah heroik kaum Yahudi yang dapat difilmkan. Selalu dan selalu saja, kaum Yahudi yang menjadi korbannya....


Tapi, eh, tunggu dulu, coy! Saya ngoceh di atas itu ternyata adalah kekeliruan (atau memang sudah benar?). Sebab, selain para Basterds, masih ada Shosanna Dreyfus (Melanie Laurent), cewek Yahudi-Prancis yang berniat membalas dendam atas kematian keluarganya oleh Nazi. Shosanna, yang sudah berada pada puncak dendamnya, menghalalkan segala cara demi membunuh sebanyak mungkin kaum Nazi (dan orang Jerman). Dia nekad membakar bioskop miliknya sendiri agar dapat membunuh Hitler dan segenap jajarannya, yang sedang menonton sebuah film Jerman berjudul Nation's Pride. Bahkan, cewek yang kelihatannnya lugu itu tak segan mengancam keselamatan orang lain demi menuntaskan dendam kesumatnya. Cewek cantik ini, sama saja dengan para Basterds, tak segan membunuh meski dengan motif yang lebih lugas : hanya balas dendam.

Tapi, favorit saya justru Hans Landa (Cristoph Waltz), petinggi Nazi yang dijuluki Pemburu Yahudi. Landa yang pintar dan tampak ramah, ternyata licin dan punya indra 'penciuman' yang sangat tajam. Sebenarnya, di antara sekian tokoh yang mondar-mandir dalam film ini, Landa-lah yang paling berbahaya. Dia licik dan pandai memanfaatkan situasi serta tidak pandang bulu dalam membunuh. Sekalipun orang Jerman seperti Bridget von Hammersmark (Diane Kruger), bintang film Jerman yang bekerja sama dengan Raine, jika ia berkhianat, maka Landa tak akan segan membunuhnya. Maka, saya pun merasa bahwa 'hukuman' yang dijatuhkan pada Landa pada akhir film, tidak sepadan dengan kejahatannya selama menjadi tentara Nazi. Hm... kelihatannya saya memang setuju-setuju saja bahwa Nazi memang kejam dan pantas dihancurkan, sementara kaum Yahudi yang lemah, sudah sepatutnya membalas.

Ya enggak, dong! Bagi saya, film ini hanya berkisah tentang sekumpulan orang haus darah dengan berbagai alasan : balas dendam, demi tugas dan lain-lain. Maka, tak heran bila saya bersimpati (walaupun sedikit) pada Fredrick Zoeller (Daniel Bruhl), pahlawan Nazi yang jatuh cinta pada Shosanna. Menjelang akhir film, Shosanna sempat merasa kasihan dan mungkin agak merasa bersalah karena telah memanfaatkan Zoeller demi menuntaskan misinya. Tapi, Zoeller yang hanya manusia biasa, tentu saja tak terima dengan perlakuan Shosanna....

Oh iya, namanya juga film. Selain para Basterd yang tidak pernah ada, ada satu lagi fakta sejarah yang diplesetkan dalam film ini. Gara-gara pelintiran itu, sekali lagi, kaum Yahudi berhasil ditunjukkan sebagai pahlawan. Ouh, Adolf Hitler di sini kok lebih mirip anak kecil yang cengeng? Duh, duh Pak Tarantino, bener-bener deh, Bapak ini....

Gambar :
www.imdb.com

Read More..

Minggu, 18 Oktober 2009

GET MARRIED 2 : SEBAIKNYA SEKUEL SEPERTI INI CERITANYA

Akhir-akhir ini saya selalu telat menonton film Indonesia. Buktinya, setelah MERAIH MIMPI, sekarang GET MARRIED 2 yang telat saya tonton. Karya terbaru Hanung Bramantyo ini baru saya tonton dua hari yang lalu, satu bulan setelah film ini ditayangkan di bioskop!

Meskipun saya tidak mengikuti GET MARRIED, saya bisa memahami jalan cerita GET MARRIED 2 ini. Bagi saya, sebaiknya sekuel sebuah film dibuat seperti ini, yakni ceritanya jangan bersambung, sehingga masing-masing film memiliki cerita yang berdiri sendiri.

Tentang filmnya sih, yang pasti lebih lucu daripada film yang diproduseri oleh Hanung, THE TARIX JABRIX 2 (yang ini sih, susaaah banget bikin saya ketawa). Ceritanya seputar krisis rumah tangga MAE dan RANDY yang sudah berumah tangga empat tahun, tapi belum juga punya anak. Segala cara diupayakan, namun tetap saja gagal, hingga pada akhirnya orang tua MAE mengultimatum mereka : hamil atau pisah! Akibatnya, karena masih cinta, MAE dan RANDY terpaksa backstreet.


Masalah kian rumit karena MAE curiga RANDY berselingkuh dengan wanita lain. Sebaliknya, RANDY merasa bahwa tiga sahabat MAE, hanya memanfaatkan posisi mereka sebagai sahabat untuk mengambil keuntungan dari RANDY yang kaya raya. Bahkan saat MAE ternyata positif hamil pun, masalah tak berhenti sampai di situ saja. Sebab, kali ini giliran orang tua MAE dan RANDY yang bersitegang. Pusing, dah!

Saya suka film ini. Memang sih, tidak seasyik yang saya harapkan (mengingat film ini laris sekali), tapi bolehlah buat hiburan. Daripada menonton beberapa film asing yang bikin kecewa karena skenarionya jelek, mendingan GET MARRIED 2, deh.

Oh iya, besok insya Allah saya akan menonton INGLORIOUS BASTERDS. Katanya sih ceritanya bagus dan banyak adegan kekerasan di dalamnya. Setelah membaca sebagian skenarionya, saya pikir film ini memang bisa direkomendasikan, sekalipun ceritanya mendiskreditkan sekelompok tertentu yang bagi saya, gak ada masalah dengan segala yang mereka lakukan. Ehm, dalam hal ini, saya tidak bicara soal tokoh utamanya, ya...

Dan mudah-mudahan, setelah film-nya Tarantino itu, giliran sebuah film animasi lagi bisa saya tonton....

Gambar:
www.21cineplex.com

Read More..

Selasa, 06 Oktober 2009

MERAIH MIMPI : TERLALU BANYAK PESAN

Saya baru dapat kesempatan menontonfilm ini tadi siang, saat sedang off. Sebenarnya sih tidak begitu berminat.Sebab, saat melihat cuplikan filmnya dalam sebuah workshop bulan Juni atau Juli yang lalu, saya merasa bahwa animasinya tidak begitu istimewa dibandingkan dengan film sejenis buatan negara sahabat dengan biaya yang jauh lebih rendah. Namun karena sudah telanjur berjanji pada pada para pembuat film ini (sutradara & segenap produser serta koordinator dubber-nya) bahwa saya pasti menonton, maka saya pun menonton-lah. Lagipula, mengetahui bahwa untuk membuat film ini butuh waktu 5 tahun, saya rasa hal itu perlu dihargai. Lagipula, animatornya orang Indonesia, kok.

Dan sesuai kata hati nurani, ternyata saya memang tidak perlu bersusah-susah untuk menontonnya karena hasilnya kurang memenuhi harapan. Yah, mengerti sih, dengan biaya 5 juta dollar AS yang jauh di bawah biaya produksi film-film Disney dan Pixar, kita memang tidak bisa mengharapkan animasi sekelas Chicken Little, misalnya. Tapi setidaknya, skenarionya jangan se-ancur Chicken Little atau Hercules, dong!


Saya pikir, dengan cerita dasar yang sudah bagus, para pembuat film ini bisa membuat film dengan kisah yang menyentuh dan menggugah seperti judulnya : Meraih Mimpi. Namun, karena terlalu banyak misi dan pesan yang hendak dijejalkan dalam waktu kurang dari dua jam durasi film, saya jadi kesulitan menangkap inti pesan film ini. Akibatnya, terlalu banyak konflik yang dipaksakan untuk ukuran film keluarga yang semestinya lebih sederhana dan menghibur. Atau, jangan-jangan saya yang terlalu bodoh, sehingga baru begitu saja, sudah kebingungan? Mudah-mudahan karena saya memang bodoh ya, hehehe.

Pertama, Dana (suara oleh Gita Gutawa yang cantik dan bersuara merdu itu), tokoh utama film, ingin terus bersekolah meskipun hanya tinggal di kampung sederhana. dan berasal dari keluarga pas-pasan pula. Kedua, Dana harus berhadapan dengan Somad ayahnya (Uli Herdinansyah) karena ingin menikahkannya dengan Ben (Indra Bekti), teman sekolah yang tidak disukainya. Ketiga, Dana ingin mencegah penggusuran dan perusakan lingkungan oleh Pairot (Surya Saputra), ayah Ben, dan konco-konconya. Keempat, Dana sempat bersinggungan dengan adiknya Rai (Patton Idola Cilik) dan Somad karena Dana mendapatkan beasiswa yang juga sangat diinginkan oleh Rai. Wuf, empat konflik! Ujung-ujungnya, konflik keempat yang harus dikorbankan hingga penyelesaiannya pun menjadi sangat sederhana.

Tapi, sudahlah soal cerita. Yang paling membuat saya bete dari film ini justru adalah dialog-dialognya yang seperti Merah Putih, sangat 'bule'! Dialog seperti , "ayolah, Kakak tidak usah membuktikan apa-apa" yang diucapkan Rai, misalnya. Hehehe, dalam film Huliwud sih, banyak bertebaran. Atau, jangan-jangan karena yang bertugas mengindonesiakan skenario adalah Nia di Nata (kita tahu, seperti apa karya-karya beliau sebelum Meraih Mimpi ini), sehingga dialog asing seperti itu enak-enak saja di kuping yang bersangkutan?

Waduh, pusing, deh! Yang pasti, saya keluar dari gedung teater dengan perasaan biasa-biasa saja. Agak sebal juga sih, kok skenarionya biasa saja? Kalau animasinya sih, itu urusan lain. Ngerti, biayanya terlalu mahal. Lima juta dollar, bo!

Tapi syukurlah, film ini sempat laris sekali pada masa libur Lebaran yang lalu. Semoga, ke depannya, akan ada film animasi buatan animator Indonesia (dan juga ditulis oleh orang Indonesia) yang lebih baik daripada Meraih Mimpi.

Akhir kata, Meraih Mimpi tidak buruk, tapi juga tidak istimewa dari segi cerita.... Maju terus perfilman animasi Indonesia!

Gambar :
Meraih Mimpi

Read More..

Rabu, 30 September 2009

SURROGATES : CERITA SEDERHANA DENGAN PESAN YANG BESAR

Serius! Surrogates adalah film detektif biasa tapi dibungkus dengan pesan kemanusiaan yang mirip dengan The Net. Walaupun imdb.com memasukkannya sebagai jenis film action dan sci-fi, bagi saya sih, unsur action-nya masih kalah seru dibanding katakanlah, Merantau (aku cinta film Indonesia!) dan keberadaan surrogates dalam film ini tidak membuat saya percaya bahwa hal itu bisa terjadi di dunia nyata (beda dengan film-film alien-nya Spielberg), sehingga rasanya kurang tepat jika disebut sci-fi. Habis, penjelasan ilmiahnya minim banget, tidak membuat pengetahuan bertambah cukup banyak, sih....

Tapi, bukan berarti saya tidak suka film ini. Meski yang main Om Bruce yang sudah tuwir itu, bagi saya, ini film yang cukup bagus. Paling tidak, setelah menontonnya, kita jadi berpikir bahwa menjadi terluka, sakit, tua dan mati adalah kodrat manusia yang tidak bisa dielakkan. Oleh sebab itu, hadapilah dengan berani dan tabah.


Ceritanya sendiri berkisar pada kehidupan manusia pada suatu masa di masa depan. Pada masa itu, manusia telah kecanduan Surrogates yang diciptakan oleh Dr. Canter. Dengan menggunakan robot pengganti atau surrogates, manusia bisa mengendalikannya dengan pikiran tanpa perlu keluar rumah. Maka, bertebaranlah robot-robot dengan penampilan fisik sempurna dan muda serta tak kenal rasa sakit.

Kondisi ini rupanya mengganggu Tom Greer (Willis), polisi yang sudah lama merindukan kemesraan bersama istrinya, Maggie. Apalagi saat terjadi pembunuhan terhadap putra Dr. Canter, Greer menjadi semakin yakin bahwa hidup berlindung di balik surrogate bukanlah hal yang tepat. Hal itu diamini oleh Dr. Canter yang seperti Alfred Nobel, menyesali penemuannyan sendiri. Bedanya, Nobel memperbaiki keadaan dengan cara mendonasi para penjaga perdamaian, sementara Dr. Canter memilih jalan yang radikal....

Akhir kata, selamat menonton. Meskipun cara bertuturnya kurang menyentuh, hargailah pesan yang disampaikan. Jangan takut menjadi terluka, sakit dan tua. Terimalah segala sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan tabah dan berani.

Gambar :
imdb.com

Read More..

Senin, 28 September 2009

MENCULIK MIYABI & JA : BETE PADA MEREKA

Saya tuh jarang banget ngeblog karena memang jarang berinternet ria. Tapi dua isu yang baru saja saya ketahui dari dunia maya, bikin hati panas, sebal, kesal, kecewa!

Isu pertama adalah film "Menculik Miyabi" yang belum juga diproduksi sudah bikin heboh. Addduuuh, ini yang disebut kreativitas dunia perfilman? Masa' bisanya cuma menjual popularitas Miyabi? Kenapa tidak sekalian bikin film "Menculik SBY", biar sekalian dianggap teroris, dah!


Lalu, isu kedua adalah heboh dari seorang JA di twitter (hehehe, saya tidak punya account di sini, jadi belum pernah melihat isi website ngetop ini) yang katanya berbugil ria di depan umum. Moga2 bukan JA yang itu, yang sudah membuat sejumlah film favorit saya seperti Janji Joni dan Pintu Terlarang. Mudah-mudahan bukan dia orangnya!

Tapi, kalaupun bukan JA yang sutradara itu, saya tetap menyayangkan, ada ribuan orang yang menuntut JA berbugil ria dan dilakoni oleh JA. Barangkali, JA sudah waktunya kita duetkan dengan Miyabi, agar menjadi sebuah film yang mengerikan untuk disaksikan!

Read More..

HARUS BAGAIMANA LAGI?

Oh, oh, oh, please tell me what should I do? Gue bingung, balik ke kampung halaman atau tetap di sini? Binguuuung!

Read More..

Rabu, 23 September 2009

HORSEMEN : BIASA AJA, TAPI LUMAYANLAH...

Ini gara-gara saya merasa ngeri melihat antrian panjang di 2 bioskop favorit saya di daerah Blok M. Tapi karena saat berangkat dari rumah, saya bertekad untuk menonton, saya memutar haluan menuju tempat favorit yang satunya lagi, yakni Senayan City. Syukurlah, siang itu, Rabu 23 September 2009, sama sekali tak ada antrian di depan loket tiket. Namun karena malas menonton KCB dan The Grudge sementara saya juga sudah menonton G-Force, pilihan jatuh pada film di Studio 1: HORSEMEN.


Hehehe, saya masuk ke dalam studio dengan tanpa bekal pengetahuan apapun mengenai film yang memasang nama Dennis Quaid dan Ziyi Zhang (Zhang Ziyi?) ini. Makanya, saat menonton, saya jadi mirip orang buta yang meraba-raba, akan ke mana arah film ini.


Ternyata eh ternyata, ini film misteri biasa a la Hollywood. Mengisahkan empat orang sakit jiwa yang menganalogikan diri mereka dengan Empat Penunggang Kuda dalam Injil (satu hal lagi yang membuat saya agak bingung adalah soal para penunggang kuda ini karena saya belum pernah membaca isi injil sekalipun!) dan membunuh orang. Adalah Detektif Breslin (Dennis Quaid) menyelidiki kasus pembunuhan sadis tersebut. Namun, dia tidak menduga bahwa dalang dari rangkaian pembunuhan sadis ini adalah seseorang yang tak pernah ia sangka sama sekali....

Sudah ah, begitu saja. Saya malas, capek setelah menonton film yang nyaris tidak menunjukkan kejutan sama sekali ini. Kalau mau, nonton saja sendiri. Tapi kalau sayang duit, sebaiknya jangan.... Daripada kecewa....

Gambar :
imdb.com

Read More..

Kamis, 17 September 2009

G FORCE : DISNEY (BUKAN) JAMINAN KEPUASAN MENONTON

Saya tidak tahu, apa tanggapan kebanyakan penonton film ini, yang pasti saya keluar dari gedung bioskop dengan perasaan biasa-biasa saja. Selain menonton imutnya para anggota G Force, saya tidak menemukan kepuasan dalam menyaksikan film berdurasi cukup singkat ini.

Film ini, kalau melihat genre-nya yang action adventure, nyaris tidak menawarkan ketegangan ala film-film spionase pada umumnya. Selain menyaksikan imutnya kuartet Darwin-Hurley-Juarez-Bucky, saya tidak begitu terhibur dengan jalinan ceritanya. Humor-humornya pun kurang asyik, paling-paling yang lucu hanya marmut gendut yang menjadi rookie dalam tim (kalau sudah nonton, pasti tahu dong, marmut mana yang saya maksud?) atau trio tikus gila yang selalu menyetujui apa saja.

Animasinya sih bagus banget, tidak kelihatan bahwa marmut-marmut jagoan itu hanya animasi 3D. Tapi yah, begitulah.... Barangkali karena Disney merasa sudah cukup puas dengan kecanggihan animasinya, maka mereka tak menguatkan lagi struktur ceritanya.


Cerita dasarnya sih sebenarnya sudah bagus. Tentang sebuah departemen dalam tubuh FBI yang khusus melatih hewan-hewan untuk menjadi agen-agen super. Nah, pada suatu saat, karena khawatir departemennya ditutup oleh FBI, departemen ini nekad membobol database sebuah perusahaan yang dicurigai terlibat dalam aksi yang akan membahayakan dunia.

Apa mau dikata, tim yang diturunkan, yakni Darwin cs, gagal dalam misi tersebut dan harus menerima takdir mereka : menjadi hewan peliharaan di pet shop. Padahal, perusahaan yang dicurigai tersebut ternyata telah benar-benar siap dengan rencana rahasia yang destruktif. Sementara, FBI sendiri sudah tak percaya pada Darwin cs....

Tapi ya, itu tadi.... Skenarionya digarap agak 'ngasal' untuk ukuran Hollywood. Bayangkan, Darwin bisa dengan mudah tersentuh hatinya dan bangkit dari keputusasaan hanya karena kata-kata Bucky, yang baru ia kenal, terhadapnya. Juga, Darwin bisa dengan cepat menyadarkan Speckles agar menghentikan aksi berbahayanya menjelang akhir film!

Tapi, kalau dilihat-lihat lagi, namanya juga film hiburan. Ga perlu mikir, cukup ditonton saja. Sayangnya, saya hanya bisa menonton, tapi tak bisa menikmatinya karena tidak memuaskan hati!

Gambar :
imdb

Read More..

Selasa, 15 September 2009

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H

Assalamu 'alaikum!
Saya tidak tahu, apakah sebelum Lebaran nanti, saya sempat menulis satu omongan eh tulisan lagi. Makanya, mumpung ada kesempatan, saya hanya mau mengucapkan :


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Semoga apa yang kita dapatkan semuanya serba full : puasa, tarawih, zakat, pahala dan rahmat Allah SWT

I Love You Full!

Gomen nasai....

Yap, sudah, segitu saja. Kalau mau mudik, selamat mudik juga.... Assalamu 'alaikum!

Read More..

Senin, 07 September 2009

ACARA TV FAVORITKU SELAMA RAMADHAN!

Tak terasa, bulan Ramadhan sudah memasuki minggu ketiga. Selama bulan puasa ini, banyak yang telah terjadi dalam hidup saya, yakni punya teman baru yang hebat, punya banyak acar TV favorit dan.... putus sama pacar gara-gara pacar kesal karena saya tidak juga mengajak menikah. Hei... gimana mau nikah kalau kehidupan saya (dan ex pacar saya itu) saja masih pas-pasan begini? Nanti kalau punya anak, mau dikasih makan apa?

Ah, sudahlah, curhatnya di-cut sampai di sini. Daripada memikirkan pernikahan yang masih jauh dari bayangan saya, lebih baik kita bicara soal apa yang bisa kita lakukan selama bulan puasa yang penuh berkah ini. Selain menambah ibadah, kita bisa menikmati beragam kegiatan dan acara, termasuk menonton TV yang murah meriah, hanya perlu bayar listrik.....

Dalam bulan Ramadhan ini, saya suka mengamati dan menikmati beragam acara yang ditayangkan oleh berbagai stasiun TV. Banyak yang konyol, tapi tidak sedikit yang cukup menarik. Bahkan, ada acara TV yang saya tunggu-tunggu setiap hari. Sekalipun acara tersebut ditayangkan berulang kali, saya tetap saja menantikan dan menikmatinya, seperti acara-acara TV di bawah ini....

AZAN MAGHRIB (SEMUA STASIUN TV)
Ini acara TV paling fenomenal dan unik. Bayangkan, semua stasiun TV menayangkannya setiap hari, tapi tetap saja, acara berdurasi tiga menitan ini menjadi acara yang paling tinggi rating-nya sepanjang Ramadhan! Acara ini menjadi yang paling digemari meskipun kumandang azan Maghrib di luar sana juga terdengar dari berbagai masjid. Hehehe.... ya iyalah teman, tidak akan ada umat yang berpuasa, yang akan melewatkan acara yang satu ini. Habis, begitu acara ini dimulai, semua orang boleh makan minum dan.... berasyik-masyuk dengan pasangan lagi! Oh, indahnya azan Maghrib pada bulan puasa....


PARA PENCARI TUHAN JILID III (SCTV)
Kalau yang ini, saya lebih serius membicarakannya. Sinetron yang digabungkan dengan kuis ini bisa dipastikan menjadi satu dari sedikit--bahkan barangkali menjadi satu-satunya--acara Ramadhan yang menghibur, mendidik sekaligus informatif. Kisah Bang Jack, marbot masjid dengan tiga muridnya yang eks narapidana : Chelsea, Barong dan Juki; persekutuan Asrul-Udin dalam menggapai mimpi menjadi tamu Allah di Tanah Suci; cinta segitiga Aya-Azzam-Khaylila yang mencerminkan betapa naifnya wanita yang mengharapkan cinta pria yang sejak awal tidak tahan godaan dan betapa plin-plannya pria yang mengaku mencintai dua wanita sekaligus; Pak Jalal yang dermawan sekaligus nyebelin dan lain-lain, membuat siapa saja kepincut. Acara TV yang sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan hiburan sekaligus ilmu agama yang disampaikan dengan santai, jujur dan tidak membosankan.

KIAMAT SUDAH DEKAT 1 (O CHANNEL)
Nah, benar, kan? Sekalipun sebuah acara sudah ditayangkan berulang, kalau acaranya bagus, tetap saja ada penggemarnya. Sinetron yang mengangkat nama Zaskia Adya Mecca ini juga kurang lebih sama dengan sinetron PARA PENCARI TUHAN : kocak, informatif dan mendidik. Ketika ditayangkan lagi oleh O Channel (yang memang grup SCTV itu), saya langsung menjadikannya sebagai acara wajib dalam menunggu waktu berbuka puasa. Daripada menonton acara TV lain yang 'tidak jelas' dan konyol, lebih baik nonton yang satu ini....

KULTUM (RCTI)
Penayangannya bertabrakan dengan KIAMAT SUDAH DEKAT, tapi bisa diatur-lah. Soalnya, acara berdurasi singkat ini juga cukup menarik untuk disimak. Lumayan buat menambah ilmu agama saya yang cetek eh, masih harus ditambah terus ini....

RAHASIA SUNNAH (TRANS 7)
Acara yang dipandu bule bernama Wahyu ini jadi menarik karena ada bule-nya yang lumayan lucu itu. Apa yang disampaikan juga informatif, menambah wawasan kita. Lagi-lagi, waktu penayangannya bertabrakan dengan acara-acara menarik lainnya. Tapi, sekali lagi, masih bisa diatur-lah, coy....

TAFSIR AL-MISHBAH (METRO TV)
Acara ini lebih serius daripada KULTUM dan bertabrakan jam penayangannya dengan PARA PENCARI TUHAN JILID III. Tapi, tidak masalah, tipa jeda iklan di SCTV, langsung switch ke METRO TV. Masalahnya, kalau dua-duanya sedang break iklan, tinggal saya sendiri yang bete, karena tidak bisa menyaksikan dua acara yang saya senangi....

Hmmm, apa lagi, ya? SAATNYA KITA SAHUR (TRANS TV), OPERA VAN JAVA SAHUR (TRANS 7) dan SAMBIL BUKA YUK! (ANTV) sebenarnya juga cukup menarik dan lucu karena masing-masing menjual ikon-ikon seperti Jeng Kellin, Parto dan Eko. Tapi, berhubung ini bulan Ramadhan, ada baiknya saya menonton acara yang menambah wawasan dan ilmu agama saja. Kalau sudah lepas Ramadhan, balik lagi, nonton yang konyol-konyol doang.... Hehehe, bercanda, kok. Mau Ramadhan atau tidak, yang namanya menambah wawasan dan ilmu itu wajib. Setuju?

Ya harus setuju!
PS : Maaf, tidak ada gambarnya. Soalnya saya lagi malas mencari....

Read More..

Jumat, 28 Agustus 2009

DISTRICT-9 : PENDERITAAN PARA PENGUNGSI

Kemarin, Kamis (27/8), keluar dari Teater 1 Cinema XXI Senayan City (ya, mal yang diisi dengan tampang dua bule--yang menjadi ikon-nya--yang berpose 'merayakan' Hari Kemerdekaan), saya bisa mengatakan cukup puas. Bahkan, barangkali, jika nanti saya bertemu alien dalam perjalanan melaksanakan tugas kantor, saya akan lebih berempati pada makhluk-makhluk asing tersebut. Setidaknya, saya tidak akan histeris dan berlarian ke sana ke mari meyelamatkan diri sampai ... saat alien tersebut mulai menembaki saya!

Nggak.... Saya akan lebih serius. Saya setuju dengan beberapa resensi yang saya baca mengenai film ini. Bahwa ini memang film tentang alien yang berbeda. Jujur nih, sepanjang film, saya sangat bersimpati pada para alien yang punya teknologi canggih (namun anehnya, di sisi lain juga mirip makhluk dari masa purbakala, liar dan agak 'gila'!) dan sebal minta ampun pada manusia yang memperlakukan para alien tersebut lebih buruk daripada sapi gila.

Adalah Wikus Van De Merwe (Sharlto Copley), seorang agen Multi-National United (MNU) di Johannesburg yang bertugas mengevakuasi jutaan alien atau prawn yang menghuni District 9 ke District 10. Alien-alien yang pada tahun 1982 diselamatkan dari pesawat luar angkasa mereka tersebut dianggap telah menjadi masalah baru karena terus-menerus berkembang.


Namun, Wikus yang tadinya sama saja dengan manusia lain--memandang rendah kaum prawan--mendadak terinfeksi sebuah cairan misterius yang membuatnya perlahan bermutasi menjadi prawn. Segera saja, ia menjadi buruan MNU karena menjadi satu-satunya manusia yang tetap hidup setelah terinfeksi DNA prawn. Dengan begitu, Wikus dapat mengoperasikan senjata canggih para prawn yang tidak dapat dioperasikan oleh manusia biasa. Wikus pun kabur ke District 9 untuk bersembunyi.

Namun, Wikus tak lantas berubah menjadi pendukung prawn. Sifat dasarnya yang penakut dan agak egois (ini manusiawi banget karena posisi Wikus benar-benar terjepit!), membuatnya tetap menyulitkan Christopher Johnsson, prawn pemilik cairan yang menginfeksi Wikus. Christopher menjanjikan bahwa ia bisa menyembuhkan Wikus dari 'penyakit'-nya, namun untuk itu ia harus kembali ke pesawat induknya dulu.

Persamaan kepentingan membuat Wikus dan Christopher berjibaku merebut kembali cairan tersebut dari MNU. Sebab, hanya dengan itu Christopher bisa mengoperasikan pesawat mini-nya kembali ke pesawat induk mereka yang selama lebih dari 20 tahun hanya mengambang di langit Johannesburg (tapi anehnya, pada saat genting, ternyata, pesawat induk prawn bisa juga dikendalikan dari Bumi untuk mengambil pesawat mini prawn!).


Wikus yang tadinya penakut perlahan berubah menjadi pemberani dan tidak egois lagi. Ia rela berkorban untuk menolong Christopher dan anaknya kembali ke pesawat induk mereka dan pulang ke planet asal mereka....

Saya cukup puas dengan film ini meskipun menemukan beberapa kejanggalan. Neill Blomkamp sebagai sutradara sekaligus salah seorang penulis film ini mampu mengaduk-aduk emosi saya (hihihi, emangnya kopi, pake diaduk-aduk segala?!) hingga jadi bertanya-tanya sendiri : jangan-jangan manusia Bumi adalah makhluk paling egois dan bermental penjajah di seluruh jagad raya?

Semoga tidak begitu, ya....

Gambar :
Kompas Entertainment

Read More..

Kamis, 20 Agustus 2009

MERAH PUTIH : NASIONALISME YANG 'ASING'

Sebenarnya, saya sudah nonton film ini pada hari pertama pemutarannya, tanggal 13 Agustus lalu di Blok M. Tidak seperti saat menonton film MERANTAU seminggu sebelumnya, saya keluar dari teater 2 Studio 21 Blok M Plaza dengan perasaan yang biasa-biasa saja. Padahal, film yang turut dikerjakan oleh sineas Hollywood tersebut seharusnya mampu menggugah saya. Tapi, saya kok merasa 'hambar' seperti makan sayur asem tapi garamnya kurang jadi asemnya ga dapet....



Dari awal feeling saya memang sudah kurang enak. Seperti ada yang berbisik, "sudah, nonton GI JOE saja. Ngapain nonton film perang Indonesia?" Tapi dasar saya tidak mau mengikuti kata hati, saya tetap saja memilih 'nasionalisme' daripada mendapatkan hiburan yang sepadan dengan harga tiket bioskop. Dan hasilnya, saya agak kecewa....

Soalnya, saya paling 'alergi' dengan dialog-dialog yang Hollywood banget seperti "Merindukan aku?" yang diucapkan Dayan setelah menolong Amir dan istrinya dari serangan seorang tentara Belanda. Tapi yah, namanya juga yang nulis skenario adalah bapak dan anak dari Hollywood, jadinya ya sebuah film yang penuh dengan dialog-dialog yang juga bisa kita temukan dalam film-film Hollywood macam Indiana Jones.


Hal lain yang mengganggu saya adalah 'kebodohan' Kapten Taufik, atasan kuartet Amir, Dayan, Thomas dan Marius, saat Belanda menyerang acara pesta dansa para lulusan Sekolah Tentara Rakjat (memangnya ada pesta dansa pada masa genting seperti itu?), pada awal film. Masa' Letnan Amir yang baru jadi tentara saja lebih tahu bahwa menyerang balik dalam keadaan terjepit adalah sebuah strategi perang yang salah? Padahal, katanya Kapten Taufik tuh adalah tentara yang hebat dan berpengalaman.... Hanya karena nasionalisme, Kapten Taufik nekad menerjang peluru Belanda yang berakibat tewasnya sejumlah tentara Indonesia. Gimana, sih?

Tapi, terlepas dari kekecewaan saya soal film yang katanya berbiaya 60 milyar (sudah termasuk biaya produksi sekuel kedua dan ketiganya) ini, saya memang merasakan ada yang berbeda daripada film perang buatan 'murni' Indonesia. Pada adegan penyerangan Belanda terhadap pesta dansa, efek asap yang membumbung memang berbeda dengan efek yang ditampilkan dalam film-film perang Indonesia sebelumnya. Mirip banget dengan yang kita lihat di TV pas berita perang. So real.

Oh ya, hampir lupa nih, menuliskan basic story film berdurasi 2 jam-an ini. Intinya, ada lima anak muda Indonesia dengan latar belakang dan motif berbeda-beda, bergabung untuk menjadi calon perwira. Namun, dalam perjalanannya, terjadi benturan di antara mereka yang menimbulkan konflik-konflik 'kecil'. Padahal, di luar sana, Belanda sedang memburu para pejuang Indonesia....

Secara keseluruhan, film ini hanya kurang greget. Tidak buruk, cukup bagus-lah. Tapi ya itu tadi, saya jengah dengan dialog yang terlalu Hollywood, sementara tidak ada hal lain dari film ini yang bisa menarik hati saya. Akhir kata, Merdeka! Allaahu Akbar!

Gambar :
kompas entertainment

Read More..

Kamis, 13 Agustus 2009

KASIH SEPANJANG MASA : BELAJAR MEMBUAT CERITA TANPA TOKOH ANTAGONIS

Beberapa hari terakhir ini, saya punya acara TV favorit baru. Acara tersebut adalah sebuah sinetron Taiwan yang berjudul KASIH SEPANJANG MASA (judul aslinya saya tidak tahu, maaf....), yang ditayangkan lagi oleh stasiun DA AI TV.

Sebenarnya, sinetron yang disponsori oleh Yayasan Budha Tzu Chi ini diangkat dari kisah nyata seorang wanita bernama Lin Zhu. Lin Zhu yang berasal dari keluarga sederhana ini memiliki perjalanan hidup yang berliku. Namun dengan semangat dan kegigihannya, ia berhasil menjalani kehidupannya dengan baik.

Kisahnya sendiri diawali oleh pecahnya keluarga Lin Zhu hanya karena ibu Lin Zhu tidak bisa melahirkan anak laki-laki. Karena frustrasi, ibu Lin Zhu kabur dari rumah hingga Lin Zhu dan kakaknya, Qiao Jin, harus dibesarkan oleh seorang ibu tiri yang baik hati.

Setelah dewasa, nasib malang serupa ibunya dialami oleh Qiao Jin. Qiao Jin pun dijutekin mertua lantaran anak pertamanya adalah perempuan. Hal ini membuat Lin Zhu takut menikah. Saat akan dijodohkan, Lin Zhu kabur dan pergi mencari ibu kandungnya. Tapi, tak lama kemudian, Lin Zhu pun bertemu dengan jodohnya, Pan Yi Feng, seorang tentara dari Cina Daratan yang merantau ke Taiwan.

Sebenarnya, kisah yang ditawarkan oleh drama mengharu biru ini dapat terjadi pada siapa saja. Justru hal inilah yang membuat sinetron ini menjadi istimewa. Setiap tokohnya adalah sosok-sosok yang sangat manusiawi, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan yang paling saya sukai dari sinetron ini adalah... tidak ada tokoh antagonis!

Bukan apa-apa, setelah menonton kebanyakan sinetron Indonesia, kita selalu menemukan tokoh yang berhati baik (kadang-kadang malah agak bodoh) dan tokoh yang jahatnya minta ampun. Seolah di dunia ini isinya hanya orang-orang dengan dua jenis kepribadian saja : baik dan jahat. Padahal, anak kecil juga tahu bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi mengapa harus mendramatisir dengan menampilkan tokoh-tokoh berkarakter hitam putih?


Oleh sebab itu, sinetron KASIH SEPANJANG MASA ini dengan segera menjadi referensi saya dalam mempelajari cara menulis cerita tanpa menampilkan tokoh antagonis. Rahasianya ternyata sederhana :
  1. Jangan menampilkan karakter yang ekstrim baik atau ekstrim jahat. Tampilkan tokoh-tokoh yang manusiawi, yang bisa melakukan kesalahan dan mampu memperbaiki akibat dari kesalahan tersebut.
  2. Jangan berlebihan dalam menentukan porsi kemunculan salah satu tokoh. Sekalipun tokoh utama, tidak berarti harus muncul dalam hampir semua adegan. Bukan hanya dari segi frekuensi pemunculan, melainkan juga 'mutu' pemunculan tokoh utama tersebut. Kalau dalam setiap pemunculannya, tokoh utama ditampilkan dengan karakter yang itu-itu saja (misalnya, nangis melulu atau marah-marah terus atau bisanya cuma mengkhotbahi orang saja), bisa dipastikan, penonton bakal 'pegal hati' melihat tampangnya.
  3. Jangan menampilkan tokoh utama sebagai orang tak berdaya! Seperti dalam kebanyakan sinetron lokal di mana tokoh utama (biasanya wanita) menjadi 'muka tonjokan' atau sosok yang disiksa melulu tanpa bisa melawan. Sekalinya melawan, harus dengan bantuan orang lain atau menggunakan cara yang licik, selicik tokoh antagonis yang biasanya menyiksa dia!
  4. Jangan mengurangi peran tokoh-tokoh penting yang menentukan gerak tokoh lain. Misalnya, jangan mengurangi peran tokoh orang tua dalam menasihati anaknya yang telah melakukan kesalahan. Maaf-maaf saja, ya, dalam sinetron Indonesia, tokoh orang tua umumnya akan marah-marah pada anaknya jika melakukan kesalahan. Sulit menemukan contoh orang tua yang 'meluruskan' kelakuan anaknya dengan tanpa kekerasan verbal mau pun fisik.
Hmmm.... apa lagi, ya? Hehehe, saya masih memikirkannya. Soalnya, apa yang saya tulis di atas hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman, tanpa didasari teori menulis cerita yang baik. Makanya, jangan percaya mentah-mentah apa yang saya tulis tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Namanya juga sedang berusaha berbagi...

Oke, sampai di sini dulu. Kapan-kapan saya menulis lagi, tentunya dengan tema yang tidak jauh-jauh dari film, sinetron mau pun media audio visual lainnya seperti video klip musik dan iklan (saya orang aneh yang suka nonton iklan di TV!). Mari....

Read More..

Selasa, 11 Agustus 2009

MUSIC SAVES MY LIFE! (2)

Musik menjadi salah satu bagian yang menjadi perhatian saya dalam sebuah film. Sekalipun tidak tahu cara membaca not balok (waktu sekolah dulu, nilai mata pelajaran seni saya paling bagus hanya 7!), saya tetap suka musik. Apalagi, kalau dalam sebuah film,musik menjadi bagian (penting) dalam cerita, yang (kalau bisa) mengubah dan menyelamatkan hidup seseorang....


CONNIE AND CARLA (2004)
Film kocak ini menjadi satu dari sekian film yang bagi saya, tidak membosankan untuk ditonton brulang-ulang. Kisahnya juga unik, mengenai sepasang cewek yang dianggap aneh karena ingin menjadi bintang panggung musik teater. Suatu hari, Connie (Nia Vardalos) dan Carla (Toni Collette) terpaksa kabur dari kejaran penjahat karena menjadi saksi mata kasus pembunuhan. Dari Chicago, mereka kabur ke LA dan menemukan jalan untuk menjadi bintang panggung seperti impian mereka. Hanya, 'jalan' itu dapat terbuka jika mereka menyamar menjadi drag queen alias ratu banci! Film ini lucu sekali, sangat menghibur. Selain itu, ada hal yang (bagi saya) unik, karena sangat berbeda dengan apa yang ditampilkan dalam film-film Indonesia. Jika dalam film Indonesia, sosok banci hanya menjadi bahan pemancing tawa, maka dalam Connie and Carla, banci ditampilkan sebagai sosok manusiawi yang punya perasaan. Ada plot tentang hubungan Jeff (David Duchovny) dengan abangnya yang telah menjadi banci sahabat Connie dan Carla yang cukup menyentuh juga. BTW, lagu-lagunya lumayan oke, lho!

AIRHEADS (1994)
Dibintangi antara lain oleh Brendan Fraser dan Adam Sandler, film ini berkisah tentang tiga musisi frustrasi yang nekad menyandera sebuah stasiun radio agar lagu-lagu mereka dapat diputar. Meski pada akhir cerita, ketiga sahabat ini harus menjalani hukuman di penjara, namun mereka berhasil mewujudkan mimpi mereka : menjadi bintang rock melalui siaran langsung dari penjara! Lucu, agak gila dan kurang masuk akal, tapi bolehlah untuk hiburan....



REALITA, CINTA DAN ROCK N ROLL (2004)
Film yang dibintangi oleh Herjunot Ali, Vino G. Bastian dan Nadine Chandrawinata ini mengisahkan sepasang sahabat yang ingin menjadi bintang rock n roll, namun mendapatkan berbagai masalah. Sebenarnya 'masalah' tersebut tidak secara langsung dapat memengaruhi perjalanan hidup mereka menuju cita-cita dambaan, namun karena ini film keluarga, bolehlah.... Masalah-masalah yang mereka hadapi adalah salah seorang di antara mereka, harus menerima kenyataan bahwa ia hanyalah anak angkat. Sementara yang satu lagi, harus menahan malu karena sang ayah telah berubah menjadi banci guru salsa! Tapi, dengan semangat rock n roll, tentunya hal itu bukan menjadi masalah, dong. Meski pada akhir cerita, mereka menjadi sepasang penari salsa, tak lantas melunturkan semangat mereka untuk ber-rock n roll!

GARASI (2004)
Film yang dirilis hampir bersamaan dengan Realita, Cinta dan Rock N Roll ini sebenarnya 'parah' banget. Maksud saya, sebagai film tentang anak band yang independen, cerita yang ditampilkan justru sangat 'sinetron', cengeng dan umum. Masa' 'hanya' karena menjadi 'anak haram', seorang musisi independen harus terganggu hidupnya? Lalu, urusan cinta lagi-lagi menjadi penghalang di antara anak band Garasi untuk berkiprah dalam dunia musik. Yang benar saja, ah.... Namun syukurlah, pada akhirnya, semua masalah teratasi dan Garasi Band (yang kabarnya telah pecah itu) bisa berkiprah lagi. Meskipun, jalan menuju kiprah itu kurang mencerminkan independensi tiga tokoh utamanya....

THE SCHOOL OF ROCK (2003)
Sama seperti Connie and Carla, ini adalah film kocak yang tidak membosankan untuk ditonton. Dapat ditonton oleh seluruh anggota keluarga, lucu, menyentuh namun membawa semangat rock yang kental. Lagu-lagunya asyik semua. Saya sendiri sempat nge-fans pada anak-anak yang menjadi anggota band-nya Dewey Finn (Jack Black) dalam film ini. Terutama pada Tomika (Maryam Hassan), si penyanyi latar yang gendut tapi memiliki suara dahsyat! Apalagi yang bisa saya katakan, ini adalah film yang mengasyikkan dan tidak akan membosankan!

Huf, sepertinya saya harus pamit lagi, nih. Masih ada kerjaan yang menunggu, tapi tetaplah mencintai film dan musik. Karena movie and music save our lives! Berlebihan, ya? Hehehe, namanya juga lagi semangat.... Semangat!

Gambar :
CONNIE AND CARLA, AIRHEADS, THE SCHOOL OF ROCK
internet movie data base
REALITA, CINTA DAN ROCK N ROLL
theusagis
GARASI
vholenxcrome

Read More..

Senin, 10 Agustus 2009

MUSIC SAVES MY LIFE! (1)

Sebagai orang yang sama sekali tidak bisa memainkan satu pun alat musik, saya sering terkagum-kagum melihat mereka yang terhitung jago memainkan berbagai jenis alat musik. Yah, sebenarnya saya bisa memainkan alat musik yang gampang seperti harmonika. Tapi ya cuma itu. Ah, malangnya aku ini....

Makanya, saya jadi menyukai film-film musikal atau film yang setidaknya membahas musik. Apalagi jika musik (ceritanya) mengubah atau menyelamatkan hidup seseorang. Hehehe, film itu biasanya (hanya 'biasanya', sebab ada juga film yang membosankan ^_^) masuk dalam daftar film tentang musik yang mengubah hidup versi saya. Misalnya, film-film di bawah ini :

DANNY THE DOG (UNLEASHED) (2005)
Salah satu film Jet Li yang paling saya sukai. Film ini menceritakan seorang pemuda bernama Danny yang hidupnya 'diselamatkan' oleh musik. Padahal, sebelumnya Danny, yang 'dibesarkan' oleh 'ayah angkat' yang seorang penjahat di Glasgow adalah petarung yang lebih mirip robot tanpa perasaan sama sekali. Namun, setelah bertemu dengan sebuah keluarga dari Amerika yang penuh kasih sayang dan memperkenalkannya pada musik, sedikit demi sedikit masa lalu Danny mulai terkuak. Danny pun harus memilih : kembali pada kehidupan lamanya yang penuh dengan darah dan kekejian atau menjalani hidup baru yang penuh cinta dan... tentu saja, musik.

AUGUST RUSH (2007)
Dalam film dengan musik yang indah ini, Freddie Highmore berperan sebagai bocah yang jenius dalam bidang musik. Sejak bayi, August atau Evan Taylor sudah tinggal di panti asuhan. Namun, August yakin, ia dapat menemukan orang tuanya lagi melalui musik yang ia mainkan hingga akan terdengar oleh orang tuanya. Terus terang, saya sampai terheran-heran melihat aksi August dalam memainkan gitar. Jago banget, Jimmi Hendrix aja bisa kalah, tuh! Makanya, dengan segera film ini menjadi salah satu kesukaan saya. Kalau kamu pernah nonton, kamu pasti akan suka juga.


THAT THING YOU DO! (1996)
Sebenarnya, film ini agak membosankan bagi saya karena sepanjang film, lagu yang dimainkan hanya itu-itu saja, yakni That Thing You Do. Film yang dibintangi oleh antara lain Liv Tyler dan Tom Hanks ini mengisahkan perjalanan karir one hit wonder band yang bernama The Wonders. Hanya dalam hitungan bulan, empat anak muda asal Pensylvania berubah menjadi bintang paling terkenal setelah The Beatles. Namun, setelah kejayaan mereka genggam, band pun mengalami keretakan yang berujung pada bubarnya band asal kota kecil tersebut. Yeah, meskipun hanya sejenak, hidup para anggotanya pernah 'diselamatkan' oleh musik....

BIOLA TAK BERDAWAI (2003)
Satu dari tiga film Nicholas Saputra yang tidak saya sukai. Tapi yah... karena salah satu tokoh dalam film ini, yakni Dewa (Dicky Lebrianto), hidupmya 'diselamatkan' oleh musik yang dimainkan oleh Bhisma (Nicholas Saputra) dan tarian Renjani (Ria Irawan), maka saya masukkan saja dalam daftar film tentang musik yang menyelamatkan hidup seseorang atau lebih. Ceritanya sih bagus, tapi karena alurnya lambat dan penampilan Jajang C. Noer sebagai dokter anak yang lebih mirip dukun santet, saya jadi agak bete saat menonton film ini.

RAY (2004)
Film kelas Oscar ini juga bukan film favorit saya. Tapi karena hidup Ray Charles (Jamie Foxx) telah 'diselamatkan' oleh musik, yah... masukkan saja dalam daftar. Seperti yang kita ketahui bersama, Ray Charles adalah musisi jenius yang telah mengalami kebutaan sejak kecil. Masa kecilnya terhitung suram, hingga pada masa dewasanya, ia sempat tumbuh menjadi pribadi yang rapuh dan kecanduan obat-obatan terlarang. Namun berkat kecintaannya pada musik, ia mampu bertahan dan 'kembali ke jalan yang benar'. Sebenarnya saya agak bosan juga saat menonton film ini, tapi tak bisa saya jelaskan kenapa. Hanya karena lagu-lagu Ray Charles memang ciamik, makanya saya betah menonton film berdurasi panjang ini hingga selesai....

Sampai di sini dulu, ya. Nanti saya lanjutkan lagi. Soalnya, selain kelima film di atas, masih banyak film yang menurut saya bisa masuk dalam daftar ini. Lihat saja nanti!

Music (usually) saves my life!

Gambar:
BIOLA TAK BERDAWAI :
admingroup.vndv.com
DANNY THE DOG, AUGUST RUSH, THAT THING YOU DO!, RAY :
imdb.com

Read More..

Minggu, 09 Agustus 2009

FILM SEPERTI APA YANG KITA SUKAI?

Film terakhir yang saya tonton di bioskop adalah MERANTAU karya GH Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais. Saya suka film itu karena seru, menegangkan dan 'unik'. Unik di sini maksudnya adalah kemampuan para pembuat film tersebut dalam memasukkan nilai-nilai lokal Indonesia ke dalam film tanpa membuat film tersebut menjadi menggurui dan membosankan.

Tapi, kadang-kadang, saya juga tidak bisa menjelaskan, mengapa saya suka sebuah film. Contohnya film JANJI JONI (2005). Karya pertama Joko Anwar itu menjadi satu dari tiga film Indonesia favorit saya. Biasanya, saya tidak suka menonton film Indonesia yang dialog-nya kebarat-baratan seperti "aku cuma kelebihan bagasi buat kamu" atau "gue sudah sampai pada titik di mana gue ga ragu lagi buat mematahkan rahang kamu". Tapi entah mengapa, JANJI JONI membuat saya bisa menerima semua itu.

Tadinya saya pikir, saya suka film ini hanya karena profesi tokoh utamanya unik dan soundtrack-nya keren. Tapi tidak juga. Soalnya, kalau dipikir-pikir lagi, apa istimewanya sih profesi kurir itu? Sama seperti profesi saya (saya bukan kurir, tapi profesi saya sekarang bukanlah profesi impian), tidak akan ada anak sekolah yang bercita-cita menekuni profesi seperti yang saya tekuni saat ini. Juga, setelah mendengarkan album soundtrack JANJI JONI entah berapa puluh kali, lama-kelamaan saya bosan juga.

Lantas, apa yang membuat saya menyukai sebuah film? Hmmm.... Kalau dicari-cari lagi alasannya, mungkin akan ketemu yang seperti ini :

LUCU
Film apa pun itu, sekalipun bukan komedi, sebaiknya memasukkan bumbu komedi yang pas. Contohnya TRANSFORMERS (2007). Saya selalu mengingat adegan kocak saat Autobots harus 'bersembunyi' di rumah Sam karena Sam cemas, keberadaan Autobots tersebut akan ketahuan oleh orang tuanya. Jadilah, Autobots 'bersembunyi' di mana saja di sekitar di rumah Sam, termasuk di atap rumah. Jadi, kalau mau membuat film jadi menarik, melucu-lah pada saat dan tempat yang pas.


MUSIK YANG PAS
Selain JANJI JONI, film lain yang scoring-nya bikin saya kepincut adalah THE DARK KNIGHT. Musiknya mencekam, membuat merinding bulu romaku. Ups, berlebihan, tapi memang begitulah adanya, saya benar-benar terhanyut (tapi tidak sampai tenggelam) oleh tata musik film ini. Aku cinta The Joker eh, Batman (juga)!

HATI BERDARAH-DARAH KARENA DIA
Hehehe, maksud saya, cerita dalam sebuah film yang menghanyutkan (sekali lagi, tapi tidak sampai tenggelam!) adalah hal yang menarik hati. Kalau perlu, sampai bisa membuat saya menitikkan air mata! Contohnya banyak. Selain THE DARK KNIGHT (saya tidak menangis, tapi benar-benar terhanyut oleh ketegangan yang ditawarkan), saya juga suka cerita ADA APA DENGAN CINTA? yang sederhana mau pun NAGABONAR (1987). Oke, MERANTAU juga menggugah hati saya, soalnya saya pun seorang perantau seperti Yudha. Puas?

SUTRADARA & PENULIS SKENARIO
Bagi saya, urusan siapa yang membuat film lebih penting daripada siapa yang bermain di dalamnya. Saya menyukai karya-karya Joko Anwar, Salman Aristo, Hanung Bramantyo, Deddy Mizwar dan Ifa Isfansyah (film pendeknya, HARAP TENANG, ADA UJIAN! adalah film pendek yang sangat lucu!). Meskipun tidak semua karya mereka menjadi favorit saya, setidak-tidaknya, saya merasa 'cocok' dengan gaya bertutur mereka dalam membuat sebuah film.

SIAPA YANG BERMAIN?
Ehm, oke, ini penting juga. Soalnya, saya juga seringkali batal menonton sebuah film hanya karena salah seorang pemainnya tidak saya sukai atau tidak menarik hati. Maksud saya, sekalipun seorang bintang telah menjadi sangat terkenal, saya tidak lantas ikut memujanya. Ada lho, aktor dan aktris yang aktingnya bikin saya bete. Lalu, ada juga bintang film yang suka cari sensasi dan langganan infotainment. Nah, jenis bintang film yang terakhir ini yang bikin saya malas menonton film-nya di bioskop. Saya sudah sering melihatnya di TV, jadi mengapa saya harus buang duit untuk melihat aktingnya di bioskop? Lagian, biasanya bintang sejenis ini aktingnya tidak saya sukai (saya pakai istilah 'tidak saya sukai', soalnya saya sendiri tidak paham ilmu akting, jadi tidak bisa menilai apakah akting seseorang bagus atau tidak). Jadi, buat apa ke bioskop? Tunggu saja sampai filmnya tayang di TV... ^_^

Eh, sudah dulu, ya? Terima kasih buat kamu yang mau membaca tulisan iseng ini. Tapi sebelum berpisah, saya mau tanya, film seperti apa yang kamu sukai?

Gambar:
Mazzbadai

Read More..

Jumat, 07 Agustus 2009

MERANTAU : MAAF, TIDAK ADA JILID DUA

Sepupu saya, yang lahir dan besar di Jakarta, suka memandang enteng hal-hal berbau 'kampung'. Makan makanan tidak enak, disebutnya makanan dari kampung. Bertemu orang yang gaptek, sekalipun ia tahu bahwa orang tersebut berasal dari kota besar seperti Jakarta, disebut orang kampung.

Padahal, orang kampung punya segudang kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang kota. Misalnya, keinginan yang kuat untuk membantu sesama manusia, sekalipun si orang kampung tersebut tidak mengenal siapa yang ditolong.

Keikhlasan dan keberanian 'orang kampung' dalam menolong orang yang baru ia temui inilah yang menjadi inti kisah dari MERANTAU, sebuah film yang menyuguhkan aksi-aksi laga yang seru dan menegangkan. Adalah Yudha (Iko Uwais), seorang pemuda asal Bukittinggi yang merantau ke Jakarta, meninggalkan ibu dan abangnya di kampung. Yudha ingin menjadi lelaki sejati. Diharapkan, dengan merantau, Yudha akan mendapatkan pengalaman hidup yang akan menjadi bekal dalam hidupnya.

Namun dalam perantauannya, Yudha justru bertemu dengan dua bersaudara, Astri (Sisca Jessica) dan Adit. Dua anak malang ini, dibantu Yudha, menghindar dari kejaran komplotan pedagang wanita pimpinan seorang bule yang entah siapa namanya itu. Maka, dimulailah petualangan dan pertarungan demi pertarungan antara Yudha melawan sindikat perdagangan manusia tersebut.

Saya pernah membaca resensi untuk film ini. Katanya, dari segi cerita, film ini sempat kedodoran-lah atau apa-lah. Tapi saya tidak peduli. Saya suka film ini, suka sekali!

Seharusnya, inisiatif membuat film seperti ini tidak datang dari orang-orang bule semacam GH Evans, tetapi dari orang Indonesia sendiri. Namun apa yang terjadi saat filmnya sudah selesai diproduksi? Ada yang mengkritik nama para tokohnya yang katanya, lebih mirip nama orang Jawa daripada nama orang Sumatera, serta hal-hal kecil lain yang terlalu konyol untuk dipersoalkan.

Walaupun saya bukan orang Sumatera dan film ini tidak disutradarai oleh orang Indonesia, saya tetap bangga, Indonesia bisa memiliki film sebagus ini. Saya belajar banyak dari film ini. Terutama, belajar bagaimana mengangkat dan mengemas muatan lokal menjadi sebuah film yang menarik, tidak menggurui dan yang paling penting, tidak membosankan. Masa bodoh dengan berbagai kritik yang ditujukan pada film ini. Bagi saya, ini film yang bagus.

Saya bahkan heran, mengapa film ini--saat saya tonton di bioskop--tampaknya sepi peminat? Jumlah penonton hanya sekitar 8-10 persen dari daya tampung teater. Mudah-mudahan hal ini bukan karena saat itu masih jam kantor dan jam sekolah. Saya jarang sekali berharap agar sebuah film bisa ditonton oleh banyak orang. Namun khusus untuk MERANTAU, saya bahkan berdoa semoga banyak orang bisa menonton sekaligus memetik pelajaran--pelajaran apa saja--dari film berdurasi 2 jam ini. Sekadar catatan, kelihatannya, tidak akan ada film MERANTAU JILID DUA. Jadi, kalau mau nonton aksi Iko Uwais sebagai Yudha, sekaranglah saatnya!

Satu hal lagi, film ini menunjukkan bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Jika kita membantu orang lain, lakukan dengan tulus. Syukur-syukur bisa mengubah hidup orang yang kita bantu tanpa pamrih tersebut.

Membantu orang lain dengan ikhlas dan tidak setengah-setengah, itulah yang membedakan 'orang kampung' dengan 'orang kota'.

Read More..

Rabu, 05 Agustus 2009

PLANET 51 : MEMBALIK SUDUT PANDANG

Seminggu lalu, saat menonton UP, saya tertarik pada trailer sebuah film animasi 3D (hm... apa masih ada ya, film bioskop animasi 2D sekarang ini?) berjudul PLANET 51. Walaupun hanya menonton trailer singkat, tapi tawa yang terdengar di gedung teater yang mulai dipenuhi penonton, ternyata sangat riuh. Sebab, cuplikan adegan yang ditampilkan memang sangat lucu!

Ceritanya, Kapten Charles "Chuck" Baker, seorang astronot mengira bahwa dialah manusia pertama yang mendarat di sebuah planet yang disebut Planet 51. Padahal, di planet tersebut, telah hidup sebuah bangsa, yakni makhluk berwarna hijau yang kehidupannya mirip manusia bumi pada tahun 1950-an. Masalahnya, karena kehidupannya masih kalah 'canggih' dengan manusia masa kini, maka cara berpikir makhluk hijau tersebut mirip manusia bumi tahun 50an, takut pada invasi makhluk asing alias 'alien'!

Chuck pun mengalami apa yang dialami oleh alien yang biasanya diburu oleh manusia di Bumi. Dikejar-kejar karena ditakutkan hendak menguasai planet 51. Beruntung ada makhluk hijau (saya tidak pakai istilah 'alien', karena dalam film ini, 'alien' adalah manusia Bumi, yakni Chuck) bernama Lem yang bersedia menolong Chuck agar tidak tertangkap oleh militer Planet 51. Apalagi, Chuck harus segera kembali ke pesawat luar angkasanya. Karena jika tidak, dalam waktu 74 jam Chuck tidak kembali, maka pesawatnya akan meninggalkannya!


Sebenarnya, banyak sekali film (yang serius, bahkan seram) yang menceritakan invasi 'alien' dari sudut pandang manusia Bumi. Namun Planet 51, bagi saya, sangat istimewa karena bercerita dengan sudut pandang yang terbalik. Maksud saya, jika pada umumnya 'alien' adalah makhluk dari planet asing yang 'mengunjungi' Bumi, maka dalam Planet 51, 'alien' adalah manusia Bumi itu sendiri. Uniknya lagi, jika pada umumnya makhluk selain manusia Bumi digambarkan memiliki teknologi yang sangat maju, maka dalam Planet 51, makhluk selain manusia Bumi tersebut justru tampil sebagai makhluk yang 'terbelakang'.

Dari film yang akan tayang 20 November di bioskop Amerika Serikat (uuugh, masih lama!) ini, saya belajar bahwa sebuah cerita tidak akan pernah basi, selama kita pandai mengemasnya. Soalnya, saya sering banget mendengar keluhan dari sesama calon (calon, soalnya belum ada skenario utuh saya yang diproduksi ^_^) penulis skenario (cerita) yang bingung mencari ide. Padahal, ide cerita itu adalah hal yang sangat mudah ditemukan. Yang sulit adalah bagaimana mengatur dan mengemasnya menjadi menarik!

Jadi, kalau benar kita bingung mencari ide, mengapa tidak menulis ulang sebuah cerita dari sudut pandang tokoh yang berbeda? Misalnya nih, menulis ulang kisah Cinderella dari sudut pandang kakak-kakak tirinya atau kalau mau lebih 'enak', menulis ulang AADC? dari sudut pandang Milly.... Bisa jadi, kisah-kisah yang pada awalnya 'drama banget' itu akan berubah menjadi komedi yang kocak. Dan Planet 51 sudah membuktikan hal tersebut!

Jadi, kalau bingung mencari ide cerita, ingat saja cerita Planet 51. Temukan sebuah cerita yang populer, lalu tulis ulang berdasarkan sudut pandang tokoh lain dalam cerita tersebut. Tapi jangan lupa, nama tokoh-tokohnya diganti dulu, biar tidak dituduh menjiplak. Selamat mencoba!

Gambar:
www.kapanlagi.com

Read More..

Selasa, 04 Agustus 2009

MERANTAU : MODAL TRAILER YANG SERU & CAST YANG KEREN

Kalau tidak salah Minggu (2/8), saya menonton tayangan behind the scene film Indonesia baru, Merantau. Film yang dibintangi oleh Iko Uwais dan disutradarai oleh G.H. Evans ini, menurut rencana akan tayang di bioskop pada 6 Agustus 2009 ini.

Awalnya, saya tidak begitu berminat untuk menonton film yang kabarnya menelan biaya tinggi ini. Namun setelah menonton trailer-nya yang menunjukkan betapa serunya film ini, saya pun berubah pikiran.

Cuplikan adegan yang mengingatkan saya pada film-film Hongkong tersebut adalah saat Yudha (Iko Uwais) melompat dari atap sebuah (tampaknya itu gedung, saya kurang yakin juga) ke atap gedung lain. Yudha lalu mengambil sebatang bambu, lalu mengarahkannya pada seorang musuh yang mengejarnya, yang juga ikut melompat ke atap gedung tempat Yudha mendarat. Ujung bambu itu tampaknya tepat mengenai dada si pengejar dan... trailer pun usai. Yap, saya penasaran, ingin mengetahui lebih lanjut nasib pengejar Yudha tersebut.


Namun, setelah saya amat-amati (cieee), Iko Uwais, bintang utama yang aslinya memang adalah atlet pencak silat, ternyata keren juga. Good looking-lah. Oke, bertambah lagi alasan bagi saya untuk menonton film produksi PT. MERANTAU FILMS ini. Wajah Iko yang segar dan tampak cukup mulus, memungkinkan dia untuk menjadi bintang baru yang bersinar. Saya berdoa untuk dia, soalnya saya juga suka lihat aksi dan penampilan fisiknya, hehehe.

Selanjutnya, kalau belum cukup, dalam film yang juga ditulis oleh sutradaranya ini, kita bisa menemukan akting beberapa bintang Indonesia yang jelas lebih senior daripada Iko. Deretan bintang itu, antara lain adalah Christine Hakim, Donny Alamsyah dan Alex Abbad.

Kalau alasan-alasan tersebut belum cukup, baiklah saya akan menambahkan lagi dengan membeberkan ceritanya. Cerita dalam film ini khas film aksi laga : seseorang menjadi korban kebiadaban penjahat. Lalu, sang jagoan, Yudha, menolongnya keluar dari masalah. Oke, ceritanya tampaknya tidak begitu istimewa. Tapi karena dirangkaikan dengan isu 'merantau' yang memang jamak dilakukan oleh orang-orang Padang dan Minangkabau serta pencak silat gaya harimau, film ini jadi punya nilai tambah.

Sudahlah, tidak usah berpanjang-panjang. Kita tunggu saja penayangan film yang tampaknya akan sangat seru ini!

Gambar:
http://www.merantau-movie.com/

Read More..