Jumat, 31 Juli 2009

UP : AKHIRNYA, SETELAH SEKIAN LAMA...

Film ini saya tonton tanpa saya rencanakan sama sekali. Kemarin siang, rencananya saya akan 'mencegat' seorang produser film untuk dirampok... Eh, salah, maksud saya, untuk saya perlihatkan proposal dan sinopsis film yang sudah saya siapkan. Apa mau dikata, saya gagal bertemu hingga kemungkinan besar, impian saya menulis skenario film bioskop untuk sementara tertunda :(

Maka, untuk menghibur diri, saya pergi ke salah satu bioskop favorit saya di Blok M. Di sana sempat bingung memilih : HARRY POTTER, UP, atau PUBLIC ENEMIES? Tapi setelah berpikir cukup lama, saya mantap memilih UP. Pertimbangannya sederhana. Berdasarkan pengalaman, film-film buatan Disney atau Pixar bukanlah film yang 'laris' ditayangkan di TV. Berbeda dengan film-film Harry Potter mau pun drama aksi seperti Public Enemies, kita cukup bersabar dua tahun, tanpa perlu membeli DVD original-nya, kita sudah bisa menonton di TV!

Setelah menonton film UP, saya bersyukur bahwa saya tidak salah pilih. Malah, saya bisa belajar banyak mengenai penulisan skenario dari film yang seru dan menghibur ini.

UP mengisahkan seorang kakek bernama Carl Fredericksen yang kesepian ditinggal mati istrinya, Ellie. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, Carl dan Ellie sudah merencanakan tinggal di sebuah tempat impian bernama (kalau tidak salah) Tanah Surga yang berada di Amerika Selatan. Namun sampai Ellie meninggal, impian mereka tak pernah kesampaian.

Carl baru tergerak 'terbang' ke Paradise Falls setelah didera masalah bertubi-tubi : rumah terancam digusur, dituduh menyerang orang dan akan dikirim ke panti jompo. Dengan jutaan balon gas yang diikatkan ke rumahnya, Carl pun terbang bersama Russel, seorang pramuka cilik yang tak sengaja terbawa.


Tiba di Paradise Falls, Carl malah bertemu seekor burung raksasa yang selama ini dicari-cari oleh Charles Muntz. Charles Muntz ini adalah seorang petualang idola Carl dan Ellie semasa kecil. Charles bersumpah tidak akan kembali ke dunia peradaban sebelum menemukan burung tersebut. Sebab, Charles pernah dituduh berbohong saat membawa fosil burung tersebut ke kota. Oleh sebab itu, demi memulihkan nama baiknya, Charles bersumpah akan membawa burung tersebut hidup-hidup agar semua orang kembali percaya padanya.

Gara-gara burung tersebut, Carl terpaksa bersiteru dengan Charles, idolanya sendiri. Sebab, Charles rupanya tak segan-segan mengorbankan siapa saja, termasuk anak sekecil Russel, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, yakni burung raksasa tersebut.

Selain penuh dengan petualangan yang ajaib dan seru, hal lain yang membuat saya terkagum-kagum pada film ini adalah bagaimana film berdurasi cukup singkat (hanya 85 menitan!) ini dibuka. Dalam sepuluh menit pertama, kita diberi informasi mengenai Charles Muntz, kehidupan Carl dari masa kecil hingga tua dan impian-impian Carl bersama Ellie. Dengan ini, kita jadi paham karakter Carl dan mengerti mengapa Charles bisa begitu 'jahat'. Pokoknya, skenarionya ditulis dengan sangat bagus, sampai-sampai saya jadi iri berat :D

Tapi tidak apa-apa, yang penting kita bisa memetik pelajaran dari film animasi keren setelah Finding Nemo ini. Mudah-mudahan, saya bisa menulis skenario sekeren UP atau Finding Nemo. Amiiin...

Gambar :
http://www.hai-online.com/Hai/Review/Movie/Up

Read More..

Rabu, 22 Juli 2009

NONTON BARENG DAN DISKUSI BEDAH FILM : 3 DOA 3 CINTA

Komunitas Majalah Madina bekerja sama dengan Rumah Film, MP Book Point dan Jive Collection
Jum’at, 31 July 2009, jam 16.30 – 21.00 WIB

Bersama: Nurman Hakim (Sutradara Film 3 Doa 3 Cinta) dan beberapa aktor/aktrisnya*

Tempat: MP Book Point, Jl. Puri Mutiara Raya, Cilandak Jakarta Selatan
Gratis! Tersedia 10 Hadiah Doorprize DVD/VCD nya
----
Film : “3 Doa 3 Cinta”

Synopsis :

Huda, Rian dan Syahid adalah tiga remaja yang tinggal di pesantren di sebuah kota kecil yang terletak di daerah Jawa Tengah. Mereka punya rencana dalam hidup mereka masing-masing setelah lulus dari pesantren dan SMA sebulan lagi. Mereka memiliki sebuah lokasi rahasia, sebuah dinding tua di belakang pesantren, di mana mereka menulis harapan-harapan mereka di dinding. Hingga sebuah situasi merubah hidup mereka.


Huda (Nicholas Saputra) adalah santri yang patuh pada gurunya, Kyai Wahab, yang telah mengasuhnya sejak ibu kandungnya meninggalkannya begitu saja di pesantren itu. Huda mulai merencanakan hidupnya di luar pesantren nanti. Yaitu mencari ibunya yang kabarnya berada di suatu tempat di Jakarta. Huda bertemu dengan Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo) seorang penyanyi dangdut pemula yang sangat seksi ketika di panggung dan terobsesi menjadi bintang terkenal di Jakarta.

Rian (Yoga Pratama) santri dari suatu kota besar. Dia mendapatkan sebuah kado handycam dari ibunya pada saat ulang tahunnya. Rian seolah melihat dunia baru dari balik viewfinder, ia asyik merekam berbagai peristiwa yang ada di lingkungannya. Rombongan pasar malam, terutama layar tancap, yang kebetulan sedang singgah di desa itu, membuat Rian semakin obsesif terhadap video kamera.
Syahid (Yoga Bagus), berasal dari keluarga miskin. Karena situasi sosial dan psikologis dirinya, membuat Syahid tergabung dalam kelompok Islam garis keras yang berada di luar pesantren. Terlebih ketika sawah milik orang tua Syahid dibeli paksa oleh sebuah perusahaan ternama milik Amerika untuk dijadikan pabrik. Syahid merencanakan sesuatu yang besar dalam hidupnya yang akan memberikan dampak bagi kedua temannya.

Duration : 113 menit

Producer : Triximages

Genre : Drama; Remaja

Release : 2008

Director : Nurman Hakim

Cast :
Dian Sastrowardoyo; Nicholas Saputra; Yoga Pratama; Yoga Bagus Satatagama; Butet Kartaredjasa; Ja

National Theatrical Release : 2008

DVD : Rp. 59.000,- VCD : Rp. 39.000,-

http://www.madina.co.id
http://www.majalahmadina.wordpress.com

http://www.rumahfilm.org
http://www.jivecollection.com

Read More..

Minggu, 19 Juli 2009

KISAH-KISAH ABADI YANG (BIASANYA) LAKU DIJUAL

Tempo hari saya dengan sangat serius mengikuti sebuah workshop sehari penulisan skenario. Dalam workshop yang berlangsung cukup singkat itu, seorang peserta (tapi bukan saya, kok ^_^) melontarkan 'kritik' bahwa film Indonesia (sinetron mau pun film bioskop) cenderung meniru film Korea atau film dari luar negeri lain. Peserta itu juga dengan sok tahu menyebut bahwa penulisan skenario yang terburu-buru seperti umumnya yang terjadi dalam penulisan skenario sinetron, akan menghasilkan sinetron yang 'buruk'.

Barangkali pesrta yang mengkritik (bahkan) mendebat pengajar workshop tersebut tidak tahu bahwa industri film semapan Hollywood pun sudah jamak 'meniru' film yang diproduksi oleh industri perfilman di belahan dunia lain. Film Inggris, Jepang, Hong Kong, Perancis hingga Indonesia (kalau benar Jelangkung sudah diproduksi versi Hollywood-nya, sih, saya juga kurang yakin), sudah ada tuh, yang dibuat ulang oleh sineas Hollywood. Malah, hasilnya tidak kacangan karena ada banyak yang menang di berbagai festival film mau pun lumayan laku di pasaran.

Terus, soal lama-tidaknya sebuah skenario dibangun dan ditulis. Pengajar dalam workshop mengatakan bahwa persiapan yang panjang tidak menjamin hasil yang baik. Intinya, kalau bisa 'lebih cepat, lebih baik', mengapa tidak dipakai saja rumusan yang satu ini selama memang mampu? Kalau saya sih, tidak bisa. Soalnya kemampuan saya sangat terbatas....

Balik ke soal ide cerita, tema atau apa sajalah itu. Mirip satu sama lain atau menyadur dari sumber lain, apa masalahnya? Selama tidak menjiplak (ingat, menyadur beda dengan menjiplak), jalan saja terus. Toh kita tidak pernah menyebut bahwa Marah Rusli adalah plagiator karena menulis Sitti Nurbaya karena ide ceritanya mirip dengan Romeo dan Juliet, yakni kasih tak sampai....

Hayo, siapa yang tidak setuju bahwa Romeo and Juliet adalah sebuah kisah yang selalu menarik dibuat ulang ke dalam berbagai media? Buktinya, Marah Rusli saja mau menulis ulang kisah ini, namun dengan alur yang berbeda dengan versi Shakespeare. Selain Romeo and Juliet, masih banyak kisah-kisah lain yang tak lekang dimakan zaman. Di antaranya adalah :

CINDERELLA
Kebanyakan dongeng impor mirip dengan salah satu dongeng paling terkenal ini. Sebut saja Putri Tidur dan Putri Salju (hmmm... putri-putrian semua, ya?). Ketiga tokoh ini juga punya kesamaan : sama-sama (aslinya) adalah seorang putri yang ditolong oleh seorang pangeran. Kisah ini berlanjut hingga berabad mendatang dalam berbagai versi. Sebut saja Meteor Garden, sinetron terkenal dari Taiwan itu. Tokoh San Cai adalah representasi Cinderella masa kini yang bertransformasi menjadi tokoh yang lebih berani, galak dan penuh inisiatif. Mau bilang Meteor Garden menjiplak? Silakan saja, tapi pasti banyak yang tidak akan setuju. Hehehe.


PARA NABI
Kira-kira, sejak kapan manusia mulai menyakiti atau bahkan menjajah manusia lainnya? Kalaupun kita tidak tahu jawabannya, namun kita pasti tahu bahwa inspirasi sebuah cerita juga dapat diperoleh dari kisah para nabi atau utusan dari sesuatu yang lebih besar daripada manusia (misalnya, Tuhan) untuk memimpin umat manusia membebaskan diri dari penindasan. Contoh masa kini yang terpikirkan saat ini adalah film-film fantasi seperti serial Narnia, Harry Potter mau pun anime Jepang yang seru-seru. Biasanya, para jagoan adalah orang-orang yang sudah ditakdirkan menjadi jagoan, tak peduli bahwa pada awalnya mereka adalah sosok yang biasa saja. Umumnya ada ramalan yang menyebutkan bahwa (calon) jagoan bersangkutan akan datang ke sebuah dunia yang tak mereka kenal sebelumnya untuk memimpin rakyat dunia tersebut membebaskan diri dari tirani. Saya pribadi kurang suka kisah-kisah seperti ini karena saya tidak percaya bahwa nasib seseorang mau pun sebuah bangsa berada di tangan orang lain, bahkan orang asing. Tentu saja hal ini bukan berarti bahwa saya tidak percaya pada keberadaan nabi-nabi, namun kalau bisa, inisiatif untuk melawan penindasan berasal dari pihak yang ditindas itu sendiri, bukan dari orang asing yang tiba-tiba saja menjadi dewa penyelamat.

NAPOLEON BONAPARTE DAN SEJENISNYA
Sebenarnya saya tahu, bahwa jauh sebelum Napoleon ada, tentunya sudah banyak manusia seperti dia. Yakni sosok yang tadinya bukan siapa-siapa, dengan kerja kerasnya, berhasil menjadi 'orang'. Atau, tentang seseorang yang pada awalnya tampak lemah tak berdaya, justru berbalik membebaskan diri dari penindasan tanpa harus menunggu kedatangan semacam 'ratu adil'. Film-film Hollywood sudah banyak yang mengeksplorasi tema seperti ini. Contoh favorit saya adalah Finding Nemo. Film yang mengisahkan perjuangan seekor ikan penakut membebaskan anaknya dari sekapan manusia ini ditulis dengan sangat baik, bahkan cenderung sempurna. Ada moral yang saya sukai di sana. Bahwa siapa pun dia, selama mau berusaha dan bekerja keras, dapat mengubah nasibnya. Maka dari itu, berusahalah!

DARI TEMEN JADI DEMEN
Hohoho, ini juga kisah yang seru. Menarik sekali melihat sepasang kekasih yang tadinya hanya bersahabat, berubah menjadi saling mencintai. FTV yang tayang di SCTV sangat sering mengambil tema persahabatan yang 'dikotori' oleh urusan asmara ini. Rasanya saya belum pernah menonton FTV dengan kisah seperti ini yang berakhir dengan 'sedih'. Maksudnya, kisah sepasang sahabat itu berakhir dengan 'tidak jadian'-nya mereka atau bahkan berpisah. Ya iyalah, selera pasar harus tetap dipertimbangkan....

Hmmm, kisah apa lagi, ya? Sepertinya masih banyak, tapi saya malas memikirkannya. Jadi, saya sudahi dulu. Mau cari makan nih, lapar...

Read More..

Selasa, 14 Juli 2009

LOMBA DESAIN PRODUKSI ACARA TELEVISI & LOMBA PENULISAN SKENARIO FTV 2009 TVRI

PENDAHULUAN
Sesuai dengan surat keputusan Dewan Direksi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia, LPP TVRI Nomor : 102/KPTS/DIREKSI/TVRI/2009 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana HUT ke 64 Proklamasi Kemerdekaan RI dan HUT Ke 47 TVRI tahun 2009, diselenggarakan Lomba :
Desain produksi acara televisidan
Penulisan skenario Film TV

Kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Televisi Republik Indonesia ke 47 dimaksudkan untuk meningkatkan semangat kerja dan kebersamaan, sekaligus meningkatkan kualitas program siaran sesuai dengan arah dan tujuan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002.

Dalam penyelenggaraan tahun ini diberikan kesempatan kepada karyawan TVRI dan publik, untuk berpartisipasi mengikutsertakan karyanya dalam Lomba desain produksi acara televisi dan Penulisan skenario film TV dengan kategori :
A.Lomba desain produksi :
(1) Desain produksi Dokumenter berdurasi 30 menit
(2) Desain produksi Variety Show berdurasi 90 menit
(3) Desain produksi Talks Show berdurasi 60 menit.
B. Lomba penulisan skenario film TV
(4) Skenario siap untuk diproduksi menjadi Film TV berdurasi
30 -60 menit.

MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk meningkatkan kualitas program acara yang sesuai dengan Visi dan Misi TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik.
Meningkatkan apresiasi publik terhadap hasil karya sastra dengan mengangkat hasil karya/cerpen sastrawan kondang Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia ke dalam bentuk Film TV.
Untuk mendapatkan pilihan desain produksi acara yang dapat diproduksi dan menjadi alternatif program dalam Pola Acara TVRI 2010.
Untuk mendorong kreativitas dan semangat kerja karyawan TVRI dalam menciptakan/membuat desain produksi acara televisi dan menulis skenario film TV.
Memberikan kesempatan bagi pemerhati TVRI agar berpartisipasi menyumbangkan ide, kreasi dan hasil karyanya untuk mengubah tampilan layar TVRI sekaligus pencitraan tayangan acara TVRI.
Untuk mengukur perhatian dan penilaian publik terhadap siaran TVRI melalui keikutsertaan dalam lomba.

KRITERIA/PERSYARATAN LOMBA
Lomba desain produksi acara televisi
1.Panduan program
(Judul, waktu siar, sasaran penonton, tujuan,
kriteria program, dan jenis produksi )
2. ID program/Tune ( Dalam bentuk storyboard )
3. Desain produksi
( Element/content program, durasi per-segmen )
4. Untuk DOKUMENTER dilengkapi sinopsis, treatment.
4. Kriteria presenter dan pengisi acara
5. Stage design decoration, stage lighting
( floor plan )
6. Biaya produksi ( Estimasi )

KRITERIA/PERSYARATAN LOMBA
Lomba penulisan skenario film TV
CERITA SKENARIO diangkat dari satu atau lebih dari satu CERPEN dari buku kumpulan cerpen berbahasa Indonesia karya sastrawan Indonesia. Tuliskan judul cerpen atau cerpen-cerpen yang dijadikan sumber skenario, nama cerpenisnya, judul buku kumpulannya, tahun terbit dan penerbitnya.
NASKAH SKENARIO ditulis lengkap sesuai format standar, l.k. 25 s/d 28 halaman, sehingga naskah tersebut siap untuk diproduksi menjadi Film TV.
Tuliskan TAFSIR/ANALISA singkat berkaitan dengan elemen ceritera: tokoh2 cerita, jalannya cerita, serta lokasi, dan kejadian terpenting dalam cerita.
Tuliskan penjelasan singkat mengapa cerita sekenario tersebut penting difilmkan untuk publik .


KRITERIA UMUM
1.Tidak menimbulkan konflik SARA
2.Tidak mengandung unsur kekerasan, pornografi dan pornoaksi.
3.Mendidik dan bermanfaat bagi publik

KRITERIA PENILAIAN
1. Tema /Judul
2. Ide orisinal (DOKUMENTER : sinopsis, treatment )
3. Sasaran penyampaian
4. Kemanfaatan bagi publik
5. Tata Artistik
6. Kelayakan presenter, pengisi acara.

PERSYARATAN PESERTA LOMBA
Setiap materi lomba yang dikirim harus lengkap, sesuai kriteria/persyaratan lomba.
Materi lomba dapat dikirimkan melalui jasa pengiriman atau diantar sendiri ke alamat :
Kreativitas & Pemandu Bakat
Direktorat Program & Berita , Kantor Pusat LPP TVRI
Jl.Gerbang Pemuda, Senayan –Jakarta
( Informasi selengkapnya dapat menghubungi Tlp.021.5732408/08161919719 Yuyun Purnomo)
Materi lomba tidak pernah dibuat/diproduksi oleh pihak manapun.

Seluruh materi yang diikutkan dalam lomba, baik yang terpilih menjadi pemenang ataupun yang tidak terpilih, menjadi hak milik TVRI untuk diproduksi dan ditayangkan oleh TVRI dan atau hasil produksinya diikutkan dalam pertukaran acara TV dengan pihak luar negeri serta dapat diikut sertakan dalam Festival Internasional.
Materi lomba paling lambat diterima panitia Tanggal 25 Juli 2009

HADIAH PEMENANG
A. Lomba Desain produksi Dokumenter, Variety Showdan Talks Show
Masing-masing ;
-Juara Pertama ( Uang Tunai Rp.7.500.000;+ Piala + Piagam )
-Juara Kedua ( Uang Tunai Rp.5000.000;+Piala+Piagam )
-Juara Ketiga ( Uang Tunai Rp.2.500.000;+Piala+Piagam )
B. Lomba penulisan skenario film TV
-Lima skenario terbaik dari lima orang penulis skenario akan dinyatakan sebagai Pemenang.
-Masing-masing pemenang mendapat hadiah @ Rp.5.000.000; + Piala+Piagam.
-Hak memproduksi lima skenario pemenang lomba, menjadi Film TV adalah sepenuhnya milik TVRI.

TIM PENILAI
Juri Internal :
1. Harmens Tahir
2. Purnama Suwardi
3. Agus Wijoyono
4. Cosmalinda
Juri Independen :
1. Ikranagara
2. Gerzon Ayawaila
3. Retno Intani
4. Anis Ilahi

Informasi lebih lanjut, silakan klik yang ini

Read More..

Senin, 13 Juli 2009

YANG GRATIS, MURAH DAN MERIAH

Baru-baru ini, seorang teman menginformasikan menganai sebuah festival film anak-anak yang akan diselenggarakan pertengahan Juli ini. Saya sih senang-senang saja, tapi tidak begitu antusias karena sebelumnya sudah tahu bahwa beberapa film dalam festival tersebut tidak ditayangkan secara gratis, bahkan harus membayar lebih mahal daripada rata-rata harga tiket festival film internasional lainnya. Ada sih, film gratisan yang konon tayang di layar tancap, namun jadwal penayangannya mungkin tidak memungkinkan bagi orang-orang tua mendampingi anaknya dalam menonton film-film tersebut.

Memang, untuk menikmati film, bahkan berkecimpung dalam dunia perfilman, ada pengorbanan tertentu yang harus dibayar. Salah satunya adalah membayar dengan uang, seperti dalam kasus festival film anak tersebut di atas. Semua juga maklum, yang namanya ilmu (hei, menonton film juga bisa menjadi salah satu cara belajar film, bukan?) itu tidak ada yang gratis. Se-gratis-gratis-nya seperti beasiswa pun, masih ada pengorbanan yang harus dibayar.

Tapi, selama masih punya semangat, kita bisa kok, belajar dengan berbagai cara, termasuk belajar segala hal tentang film.

BUKU
Ke toko buku besar di manapun, kita dapat dengan mudah menemukan buku-buku tentang film. Muali dari ulasan isu-isu seputar perfilman hingga cara menulis skenario mau pun membuat film itu sendiri. Bagusnya lagi, buku-buku tersebut kebanyakan cukup terjangkau. Lebih bagus lagi kalau toko buku bersangkutan mau memberi diskon khusus hehehe. Nah, sebuah toko buku di Depok (ini bukan iklan lho...), tepatnya di Depok Town Square (Detos), di Jalan Margonda, menjual berbagai jenis buku dengan diskon lumayan, yakni 15%. Di toko buku tersebut, kita bisa mendapatkan buku-buku karya Sony Set, Ari Kinoysan dan Elizabeth Lutters dengan harga lebih murah daripada yang dibanderol toko-toko buku lain. Kunjungi saja rak buku-buku Komunikasi dan atau Hobi di toko buku tersebut dan dapatkan buku-buku mengenai film yang kamu cari.

KINEFORUM
Sejak lama, 21 di Taman Ismail Marzuki menayangkan film-film gratis bagi siapa saja yang mau menonton. Film-film dari berbagai negara yang tidak ditayangkan di bioskop lain, dapat disaksikan di sini. Untuk info lebih lanjut, silakan klik di sini dan selamat menonton sambil belajar!


SERUNYA SCRIPTWRITING
Resminya, Serunya Scriptwriting adalah lembaga pendidikan non formal yang khusus mengajarkan cara membuat skenario film cerita mau pun dokumenter. Lembaga dengan pengajar antara lain Salman Aristo (Ayat-ayat Cinta, Garuda di Dadaku), Dennis Adhiswara dan Titien Wattimena (Mengejar Matahari, Love) ini menyelenggarakan kelas kursus penulisan skenario. Namun, kadang kala lembaga ini pula menyelenggarakan workshop singkat dengan biaya cukup terjangkau, yakni Rp 10.000,-. Untuk informasi, kamu bisa klik yang ini atau yang itu. Atau, bisa juga gabung di facebook account Serunya Scriptwriting. Selamat mencoba!

LA-LIGHTS INDIE FEST
Ajang tahunan ini berhasil menelurkan seorang sutradara film baru bernama Sammaria dengan film Cin(T)a ini sudah cukup terkenal. Kalau mau tahu informasi lebih lanjut , klik di situ. Siapa tahu, nasib kamu seperti Sammaria, ditolak mana-mana tapi akhirnya bisa bikin film juga!

Yups, sampai di sini dulu. Kalau kamu punya info, jangan ragu dibagi-bagi. Oke?

Read More..

Kamis, 09 Juli 2009

TRANSFORMERS : REVENGE OF THE FALLEN & THE TARIX JABRIX 2, SEKUEL YANG LEBIH BURUK DARIPADA PREKUELNYA

Mohon maaf kalau ada yang tidak setuju dengan pendapat saya. Apalagi, saya memang tergolong telat menonton dua film sekuel ini. Tapi mau bagaimana lagi, saya agak kecewa dengan dua film ini.

Memang sih, biasanya film sekuel tidak sebagus film pendahulunya (kecuali untuk beberapa kasus seperti serial The Pirates of the Carribean). Tapi saya tetap saja merasa, "biasa aja, tuh" pas keluar dari teater. Begini nih, kalau sebuah film dibuat demi meneruskan sukses film pendahulunya. Apa yang istimewa di film prekuel, saat ditampilkan lagi dalam sekuelnya, jadi terasa hambar (busy
et, kalau masak yang benar dong, jangan lupa pakai garam!)

TRANS
FORMERS : REVENGE OF THE FALLEN
Sebenar
nya, seperti dalam film pendahulunya, lagi-lagi mata penonton dimanjakan dengan kecanggihan efek khusus yang dahsyat dalam film ini. Bahkan, robot-robot purba dalam film ini memiliki penyamaran yang lebih bervariasi dibandingkan dengan film pertamanya. Ada robot sepeda motor, pesawat terbang hingga binatang buas. Pencipta karakter-karakter tersebut jadi lebih kreatif-lah dibandingkan dengan film pertamanya.

Tapi tidak dengan cerita dalam film ini. Yah, meskipun tidak buruk-buruk amat, saya kok jadi merasa bahwa cerita filmnya 'biasa aja'. Malah, ada yang dipaksakan sekali : Sam Witwicky 'dibangkitkan lagi' oleh Primes yang sudah mati ribuan tahun lalu. Oh yeah, darimana mereka punya kekuatan membangkitkan manusia padahal mereka sendiri sudah passed away?

Tapi yah, sudahlah. Nikmati saja, seperti Anda membaca review film yang buruk ini (hehehe). Penampilan autobot kembar dan Jetfire cukup unik, bisa bikin saya tertawa. Meskipun humor-humornya tidak sedahsyat film sebelumnya, saya suka adegan saat Bumblebee menjahili cewek seksi (yang ternyata Decepticon) yang mencoba merayu Sam. Lucu juga, pakai lagu-lagu segala.

Tapi, sekali lagi, saya lebih suka film pertama-nya....


THE TAR
IX JABRIX 2
Film perta
manya tidak lucu-lucu amat. Dan film keduanya ini, parah, susah membuat saya tertawa. Entah karena akting pemerannya yang biasa saja (yang main-nya bagus justru Hanung Brahmantyo ^_^) atau karena humor-humornya garing, film ini benar-benar terasa dipaksakan untuk ada.

Ceritanya sen
diri berkutat pada petualangan The Tarix Jabrix di Jakarta. Dalam film itu, mereka digambarkan lugu dan ndeso. Padahal, Bandung tidak jauh dari Jakarta, masa' perbedaan 'budaya'-nya sampai se-ekstrim itu?

Belum lagi konflik dan penyelesaiannya. Waduh, dipaksakan sekali.
Penampilan Judika dan Duma Riris dalam film ini juga kurang konyol, padahal mereka berperan sebagai penculik o'on. Jadi susah memancing tawa penonton. Apalagi kalau melihat aksi The Changcuters yang menurut saya lebih kaku daripada penampilan mereka dalam film sebelumnya.

Waduh... kalau memang segalanya belum matang (termasuk urusan cerita, skenario dan akting para pemerannya), ngapain memaksakan diri membuat film ini? Yang namanya film komedi ya seharusnya bisa bikin penonton tertawa. Sementara, selama lebih dari satu jam, di dalam teater, jarang sekali terdengar tawa (terbahak) penonton. Paling-paling hanya suara tawa yang 'agak geli' menyaksikan aksi Tria cs....

Yap, itu saja. Maaf sekali lagi kalau ada yang tidak setuju. Sebenarnya saya suka kok, dengan Transformers : Revenge of The Fallen ini. Hanya, agak kecewa dengan beberapa bagian dalam film ini. Tapi untuk The Tarix Jabrix 2, sepertinya memang perlu dimatangkan lagi dari segala lini....

Foto :
Transformers : www.imdb.com
The Tarix Jabrix 2 : www.cineplex21.com

Read More..

Jumat, 03 Juli 2009

KARAKTER SIDEKICK YANG MENCURI PERHATIAN (1)

Dalam bukunya, Menjadi Penulis Skenario Profesional (Grasindo, 2004), Sony Set menulis bahwa karakter sidekick adalah karakter yang berpasangan dengan karakter protagonis (utama). Tugasnya membantu setiap tugas yang diemban sang karakter protagonis. Karakter ini biasanya bertindak sebagai teman, guardian, penolong atau guru yang membantu sang protagonis.

Namun dalam beberapa film, karakter sidekick justru lebih diingat daripada karakter utama atau protagonis. Sebab, selain sangat membantu karakter utama dan setia, biasanya karakter ini juga unik. Unik dalam hal ini bisa bermakna unik dalam penampilan fisik, kebiasaan mau pun kemampuan yang ditempelkan dalam sebuah karakter.

Nih, contoh sidekick yang (menurut saya) lebih diingat atau lebih menonjol daripada karakter utama sebuah film itu sendiri.

DORY-FINDING NEMO (2003)
Berani taruhan, siapapun yang pernah menonton Finding Nemo, pasti bisa mengingat karakter pin-pin bo yang satu ini. Punya banyak kemampuan, tapi pelupanya minta ampun. Bayangkan, ada karakter yang bisa lupa bahwa ia mampu melakukan banyak hal yang pernah dipelajarinya! Dory, ‘cewek’ jenius tapi pelupa dan ceroboh ini, dengan segala kekonyolannya akhirnya dapat membantu Marlin, karakter utama, mencari dan menyelamatkan Nemo.

RADEN-KING (2009)
Satu dari dua film terbaru yang sempat saya saksikan adalah King. Film yang diilhami dari kehidupan legenda bulutangkis Liem Swie King ini, selain menampilkan karakter Guntur sebagai ‘titisan’ King, juga mengorbitkan karakter Raden, sahabat Guntur. Raden yang banyak akal selalu setia membantu Guntur meskipun sering kali justru akhirnya menyusahkan Guntur juga. Rambutnya yang kribo, caranya mencari perhatian Michelle (karakter sidekick lainnya), hingga gaya badungnya sempat membuat saya ‘melupakan’ Guntur. Bagi saya, inilah karakter yang mencuri perhatian.

MIROKU-INUYASHA (1999-…..)
Barangkali banyak yang tidak setuju. Namun entah mengapa, karakter Miroku, pendeta genit dalam manga dan anime Inuyasaha lebih menarik perhatian saya daripada karakter Inuyasha sendiri. Memang, Inuyasha sendiri sudah unik dengan sifatnya yang pemarah, cerewet dan gengsian itu. Namun Miroku, yang genitnya lebih ‘elegan’ daripada Jin Kura-kura dalam Dragon Ball ini punya kesaktian yang menurut saya unik (tahu ‘kan, apa kesaktian pacar Sango ini?), bahkan untuk ukuran manga sendiri. Karakter pendeta yang senang main mata dengan cewek, barangkali hanya Miroku. Itulah alasan mengapa saya lebih mengingat karakter ini.

HERI + BANG DULLAH-GARUDA DI DADAKU (2009)
Heri, sahabat Bayu yang lumpuh sejak lahir ini tidak ditampilkan sebagai anak yang terpuruk dalam kecacatannya. Sebaliknya, Heri adalah motivator sekaligus ‘manajer’ Bayu yang siap sedia menolong Bayu dalam mewujudkan cita-citanya menjadi anggota timnas sepakbola Indonesia U-13. Dikombinasikan dengan Bang Dullah yang setia, cerewet tapi tulus, pasangan ini sukses menjadi sidekick yang solid dan mampu mencuri perhatian.

Begitulah, sejumlah karakter sidekick yang dapat saya ingat dan menurut saya mampu mencuri perhatian. Tentu masih banyak karakter sidekick yang tidak disebutkan di sini, tapi dari keempat contoh di atas, setidaknya saya dapat menyimpulkan bahwa karakter sidekick itu umumnya :


KONTRADIKTIF
Sifat pelupa Dory digabungkan dengan kejeniusannya. Jadilah karakter unik yang agak konyol dan memancing tawa. Badung-nya Raden dipadukan dengan semangat menolong yang tinggi, menciptakan karakter yang unik karena hasilnya justru bukannya menyelesaikan masalah, melainkan hanya menambah runyam persoalan. Lalu ada Miroku yang mengaku pendeta tapi genitnya minta ampun serta Heri yang cacat namun semangatnya mengalahkan mereka yang fisiknya lebih sempurna. Jadi, kalau mau menciptakan karakter sidekick (juga karakter lain) yang unik dan menonjol, gabungkanlah dua atau lebih hal atau unsur yang (menurut kita) berlawanan. Ingat Dawson’s Creek, serial yang mengangkat nama Katie Holmes dan Michelle Williams? Tokoh utamanya, Dawson, menetap di kota kecil namun cita-citanya sangat ‘metropolis’ : menjadi seorang pekerja film. Coba saja formula ini, siapa tahu sukses.

TIDAK SEMPURNA
Saya pernah mengikuti sebuah pelatihan singkat penulisan skenario. Dalam pelatihan tersebut, saya dan peserta lain dibagi dalam beberapa kelompok yang kemudian ditugasi membuat sebuah sinopsis film cerita. Pada saat mendesain karakter utama cerita film yang kami buat, saya sempat terheran-heran dengan keinginan teman sekelompok saya menciptakan karakter yang standar dan membosankan : ganteng, baik hati, pintar dengan kehidupan yang ‘sempurna’. Saat itu saya mengalah dan mengiyakan saja meskipun dalam hati berkata, pantas saja menonton sinetron menjadi sangat membosankan. Habis, karakter pangeran-nya terlalu sempurna. Sekadar menambah contoh, pada masa awal ‘kebangkitan’ perfilman Indonesia pada awal 2000-an, sebuah film bioskop bertema cinta remaja/anak muda, dirilis dengan promosi cukup gencar. Film yang dihiasi lagu era 80-an itu ternyata gagal di pasaran. Tidak ada yang tahu pasti apa penyebabnya. Namun, karakter utama film tersebut boleh dibilang sangat tidak manusiawi. Yang cewek digambarkan sederhana dan baik hati sementara yang cowok adalah ‘pangeran’ tampan, baik hati, pintar dan kaya raya…. Persis sinetron.

MEMILIKI KETERAMPILAN ‘KHUSUS’
Umumnya, karakter sidekick memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh karakter utama. Contoh paling jelas adalah Dory. Seandainya Dory tidak ada, maka Marlin tentu akan sangat kesulitan mencari Nemo. Demikian pula Bang Dullah yang setia mencarikan lapangan sepakbola untuk Bayu, bahkan mengambilkan bola yang masuk ke halaman tetangga. Sebuah ‘tugas’ yang tak bisa dilakukan sendiri oleh Bayu.

OVER PEDE
Satu hal lagi yang umumnya menempel dalam diri seorang sidekick adalah rasa percaya diri yang cenderung melewati batas. Percaya diri itu umumnya muncul karena perasaan lebih superior daripada karakter utama atau ‘gemas’ melihat ‘kebodohan’ karakter utama. Akibat dari rasa percaya diri tinggi tersebut biasanya justru merugikan meskipun pada awalnya, segala bantuan dari sidekick tampaknya membuahkan hasil yang baik. Contohnya adalah Heri yang membantu Bayu main kucing-kucingan dengan kakeknya hingga berujung pada kekacauan dan nyaris putusnya tali persahabatan di antara Bayu dan Heri.

AGAK KONYOL
Selain untuk membantu, jamak ditemukan kegunaan lain dari sidekick : memancing tawa. Makanya, sekalipun lebih pintar atau lebih bijaksana, biasanya sidekick bisa lebih konyol daripada karakter utama. Ada Dory dan Bang Dullah yang dapat dijadikan contoh. Keduanya memiliki kesamaan : lebih jernih dalam memandang persoalan tapi juga bisa keluar culun-nya. Misalnya, saat Marlin mengaku bahwa ia sudah berjanji tidak akan membiarkan Nemo tertimpa hal-hal yang buruk (kira-kira saja, soalnya saya sudah agak lupa). Dory dengan santai mengatakan bahwa janji Marlin adalah konyol, hingga membuat Marlin tersentak dan mulai menyadari kesalahannya dalam merawat Nemo. Namun di saat lain, Dory bisa dengan cuek (karena pikun) mengajukan pertanyaan tebak-tebakan yang sama pada Marlin….

LEBIH BERANI
Karena kegunaan karakter sidekick adalah membantu karakter utama atau protagonis, maka dengan sendirinya, seorang sidekick harus lebih berani. Contohnya pada adegan perkenalan Bayu dengan Johan Lestaluhu atau Guntur dengan Michelle. Di sini, para sidekick-lah yang berbicara atas nama protagonis atau karakter utama, karena karakter utama terlalu ‘takut’ untuk menunjukkan keberadaan-nya.

KERAS HATI
Biasanya, sidekick juga lebih keras hati daripada karakter utama. Pada saat karakter utama mulai patah semangat, sidekick-lah yang memompa semangatnya, meyakinkan bahwa karakter utama mampu. Contohnya adalah Raden. Tanpa diminta, ia melakukan apa saja untuk membantu Guntur menjadi seorang juara badminton. Atau Bang Dullah yang berusaha agar tali persahabatan Bayu dan Heri tidak putus. Jadi, masalah diatasi berkat andil karakter sidekick juga. Hebat ‘kan, karakter sidekick itu?

Nah, bagaimana? Dalam sebuah cerita, setiap karakter memiliki kegunaan masing-masing, tak terkecuali karakter ‘teman’ sang karakter utama atau sidekick. Dalam banyak cerita, karakter sidekick punya andil yang sangat besar dalam membantu mengatasi berbagai persoalan yang menjadi konflik dalam cerita. Bayangkan, apa jadinya karakter utama sebuah cerita jika tidak ‘dibantu’ melihat permasalahan dan mencari solusinya? Ceritanya akan kacau, bertele-tele seperti sinetron stripping ^_^

Tapi, tentu saja, jangan sampai heroisme karakter sidekick menggusur peran karakter utama. Karakter sidekick hanya membantu, namun pada akhir sebuah cerita, karakter utama-lah yang menjadi pihak yang menyelesaikan sebuah persoalan. Intinya, karakter sidekick hanya mengulurkan tali. Tinggal bagaimana cara karakter utama memanjat untuk keluar dari jurang persoalan. Oleh sebab itu, marilah kita membuat cerita dengan porsi karakter yang pas.

Sampai ketemu lagi, ya!

Read More..