Rabu, 22 April 2009

LA-LIGHTS INDIE MOVIE SHORT STORY COMPETITION

"Mau cerita lo di film-in ?
Ikutin Short Story Competition dan dapetin kesempatan bikin script
bareng script writter terkenal dalam program MEET THE EXPERTS yaitu:
Salman Aristo (writer Laskar Pelangi; Ayat-ayat cinta; Jomblo; Alexandria dll…) dan
Titien Wattimena (writer Mengejar Matahari; Bukan Bintang Biasa; LOVE; the Butterfly dll…)

Empat cerita terbaik akan difilmkan dalam bentuk film pendek berdurasi maksimal 15 menit dalam program La.Lights Indie Movie 2009."

Persyaratan pesertanya sebagai berikut:

  • Terbuka untuk umum
  • Peserta minimal umur 18thn
  • Kumpulkan short story maksimal 2 halaman folio, 1,5 spasi
  • Lampirkan dan isi formulir yang dapat didownload lewat www.la-lights.com, atau lewat email panitia la.indiemovie@gmail.com
  • Kriteria Cerita:
    • Bertema dunia anak muda
    • Tidak menampilkan tokoh dibawah 18th
    • Tidak mengandung unsur SARA dan pornografi
    • Cerita harus original bukan jiplakan
    • Belum pernah dipublish dalam bentuk apapun
    • Genre cerita : komedi, romance, suspense, atau thriller
  • Pengumpulan karya mulai 1 April 2009
  • Deadline pengiriman 1 Juni 2009
  • Setiap peserta tidak boleh mengirimkan lebih dari satu cerita
  • Empat cerita terbaik akan diumumkan Juli 2009 dalam Indie Movie
  • Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
  • Kirim Ke sekretariat :

    SET Film
    Jl. Sinabung No.4B, Kebayoran Baru
    Jakarta Selatan - 12120
    Telp. 021 727 99227/727 99226
    HP Panitia 0815 1059 4899
    Contact Person: Fira/Anunk
  • Lebih lanjut, silakan klik yang ini untuk mengunduh formulir

Read More..

Selasa, 21 April 2009

IDE (GILA & TIDAK GILA) BIKIN SKENARIO (1)

Teman-teman, setelah menonton, mencela dan menggeleng-gelengkan kepala melihat keseragaman tema sinetron dan film bioskop Indonesia saat ini, kalau boleh, kami (Pasha, Sandeq dan Nico) mengusulkan beberapa ide berupa tema dalam menyusun sebuah skenario. Beberapa di antaranya bahkan tidak kami sukai. Tapi, siapa tahu, ada sosok-sosok kreatif dan inovatif yang mampu mengubah apa yang kami sampaikan menjadi sebuah skenario yang menarik. Tapi, kalau ada yang berhasil, ajak-ajak kita dong... Kita 'kan pingin beken juga... ^_^

OBAMA OUR PRESIDENT
Iklan minyak goreng dan wafer yang ada Obama-nya memang menggelikan. Kami tidak habis pikir, apa sebenarnya yang ada di otak orang-orang periklanan yang katanya kreatif, inovatif, berpikir out of the box dan seterusnya itu? Lalu, apa kerja KPI, kok iklan yang melecehkan presiden negara lain dibiarkan saja? Huh!
Tapi... daripada marah-marah sendiri, bagaimana kalau bikin skenario (kalau bisa sekaligus dengan film-nya) mengenai kemungkinan Obama kita impor untuk menjadi presiden di negara kita ini? Barangkali ceritanya bisa kita bikin seperti ini : Obama kita kontrak sebagai presiden dua tahun sebagai masa percobaan dengan bayaran seperempat cadangan emas Indonesia (eh, nilainya berapa ya?). Nah, melihat nilai kontraknya, diceritakan Obama tergiur. Singkat cerita, Obama pun memerintah Indonesia. Sayangnya, baru dua hari bertugas, Obama mengundurkan diri sebagai presiden, bahkan menantang setiap orang yang ingin menghalangi kepulangannya ke AS untuk menembak kepalanya saja. Alasan pengunduran dirinya adalah... ah, masa' harus diberitahukan lagi? 'Kan sudah jelas alasannya. Superman saja bingung kalau disuruh mengurus negara ini, bagaimana dengan Obama???!!!

CALEG GAGAL
Kisah puluhan bahkan ratusan caleg dan simpatisannya yang gagal menjadi legislator adalah ide yang menurut kami cukup menarik. Ceritanya mau bagaimana, suka-suka Anda-lah. Tinggal pencet tombol remote TV, sudah dapat beragam kisah menarik, menggelikan, memilukan dan memalukan. Terserah mau dibikin seperti apa. Di-copy paste dari TV dan media massa lain juga boleh. 'Kan kisah-kisah caleg gagal jauh lebih menarik daripada sinetron?


INFOTAINMENT
Mirip dengan kisah caleg gagal, sensasi seputar dunia keartisan juga bisa menjadi ide dasar yang menarik. Tinggal pilih : Julia Perez, Dewi Perssik, Saipul Jamil atau Nicholas Saputra? Eh, yang terakhir disebut namanya sepertinya kurang sip kalau kisahnya dijadikan cerita skenario film. Soalnya, jarang banget muncul di infotainment. Kurang seru kalau sebuah film isinya hanya si ini menang di festival ini atau si itu jadi ikon produk ini itu....

PONARI SI BATU PETIR
Setelah desas-desus bahwa komik Gundala Putra Petir akan diangkat ke layar lebar, kami merasa bahwa kisah Ponari yang bombastis, fantastis dan tis-tis yang lainnya, perlu diangkat menjadi sebuah film televisi atau bioskop pula. Mungkin filmnya akan menjadi GUNDALA VS PONARI, di mana Gundala menjadi sang perusak sementara Ponari menjadi penyembuh... Yeah, mirip-mirip Inuyasha dan kakaknya yang entah siapa namanya itu....

IKLAN POLITIK
Iklan-iklan jenis ini memang sudah tidak tayang lagi. Namun kita tentu masih mengingat isinya yang huahahaha... lucu-lucu. Misalnya, iklan di mana seorang (calon) pemimpin dan wakil rakyat menjadi sosok yang sangat peduli pada rakyat dengan visualisasi yang sangat sederhana : menyerahkan bahan pangan ke tangan salah seorang rakyat atau tampak dengan santun mendengarkan keluhan-keluhan rakyat. Nah, ceritanya bisa kita kembangkan semaunya. Mau dibikin jadi caleg gagal yang mengambil kembali apa yang sudah ia berikan atau menjadi caleg sukses yang mengambil kembali apa yang sudah ia berikan (lewat korupsi, pastinya), semuanya terserah Anda! Ujung-ujungnya juga sama, kita telah salah memilih!

JANGAN LUPAKAN KOLUSI DAN NEPOTISME
Kami suka geli melihat kampanye anti korupsi yang dicanangkan sejumlah politisi. Yeah, mereka melupakan dua kawan lama korupsi : kolusi dan nepotisme. Adalah lucu jika seorang fungsionaris partai gencar mencanangkan gerakan anti korupsi, tapi malah menempatkan anggota keluarganya menjadi caleg baik untuk kursi DPR RI mau pun DPRD, tanpa mempertimbangkan pengalaman dan kapabilitasnya dengan seksama. Jadi, silakan angkat kisah-kisah ini menjadi komedi satir atau mungkin juga sarkasme. Jangan lupa, gambarkan kehancuran sebuah negara bila dipimpin dan rakyatnya diwakili oleh legislator yang tidak mampu dan hanya bermodalkan nama besar ayah atau ibunya. Blam!

Oke, kami sudahi dulu. Capek....

Tulisan ini juga ada di :
Sandeq
Nico

Read More..

Jumat, 10 April 2009

SEBELUM BIKIN SKENARIO, PELAJARI DULU BUKU-BUKU INI! (3)

Baru-baru ini, pada waktu dan di tempat yang sama, saya membeli lagi dua buah buku yang berhubungan dengan penulisan skenario. Uang yang saya keluarkan untuk kedua buku tersebut cukup terjangkau, yakni tak sampai Rp 50 ribu, namun saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat besar bagi saya.

Buku pertama ditulis oleh penulis buku penulisan skenario favorit saya, Sony Set. Sementara buku kedua ditulis oleh PCS Sutisno, seorang pendidik dan praktisi dalam bidang pertelevisian. Isi kedua buku tersebut memiliki kemiripan satu sama lain. Namun, tentu saja ada bedanya.

Buat kamu yang ingin menulis skenario, pelajari dan praktekkan apa yang tertulis dalam buku-buku ini. Insya Allah, kamu bisa membuat skenario yang tidak hanya bagus, tetapi juga menarik saat difilmkan dan tentu saja, berbeda dengan sebagian besar skenario yang ditulis oleh orang lain.

MENJADI PERANCANG PROGRAM TELEVISI PROFESIONAL

Penulis : Sony Set

Penerbit : Penerbit ANDI, Yogyakarta

Kalau mau belajar menjadi bagian dari tim kreatif stasiun televisi, silakan baca buku ini. Sebab, buku ini secara singkat menjelaskan seluk-beluk dunia pertelevisian. Penulis antara lain menjabarkan struktur organisasi sebuah stasiun TV, bagaimana menilai keberhasilan sebuah tayangan di TV dan tentu saja, bagaimana merancang berbagai jenis program TV. Secara khusus penulis menjelaskan bagaimana merancang program (drama) untuk anak, program humor, program kombinasi drama dan non-drama, reality show dan acara TV skala besar seperti talent show model Indonesian Idol. Yang asyik, penulis juga menguraikan pengalamannya dalam menggagas kampanye “Jangan Bugil di Depan Kamera!”, sebuah gerakan menyikapi maraknya pornografi dengan menggabungkan idealisme dan entertainment. Ada juga lampiran yang membahas perkembangan teknologi siaran televisi (termasuk penjelasan istilah 3G!) dan format file video digital dan ajakan dari penulis untuk membuat sinetron yang lebih baik (Cinta Laura dikritik, tuh!) dan mendidik serta membumi. Bukunya lumayanlah, meskipun penjelasan di dalamnya belum begitu jelas bagi saya yang masih ‘buta’ mengenai pertelevisian Indonesia.

PEDOMAN PRAKTIS PENULISAN SKENARIO TELEVISI DAN VIDEO

Penulis : PCS Sutisno

Penerbit : Grasindo

Buku lama yang sempat membuat saya bingung (baru tahu bahwa ternyata ada format penulisan skenario dua kolom ^_^). Tapi, kalau mau belajar mengenai proses produksi sebuah tayangan TV, buku ini cukup berguna. Dengan penjelasan antara lain mengenai peta organisasi produksi program televisi, istilah-istilah yang lazim digunakan dalam produksi program televisi dan terutama prinsip-prinsip penulisan skenario program televisi. Barangkali, inilah buku penulisan skenario yang paling merinci bagaimana format skenario dan jenis-jenisnya. Sebab, dalam buku murah-meriah-padat ini, kita dapat mempelajari model naskah program televisi dan video dokumenter, model naskah televisi dan video instruksional (misalnya program berisi pembahasan salah satu mata pelajaran sekolah), model naskah program TV dan video teatrikal, model naskah program TV serial komedi dan tentu saja model naskah program TV komersial dan pelayanan masyarakat atau iklan. Saya sih membeli buku ini lebih karena ingin tahu saja gambaran mengenai proses produksi program TV. Namun tentu saja, buku ini kurang memadai bila kita ingin mendalami penulisan skenario film drama televisi atau sinetron. Sebab, penjelasan mengenai hal tersebut ternyata sangat singkat….

Oke, inilah dua buku terbaru (sebenarnya baru-baru amat juga tidak, sih) yang saya miliki. Seperti biasa, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi, kamu sendiri yang menentukan, akan mempelajari dan mempraktekkan apa yang tertulis dalam buku yang mana. Semoga berhasil!

Read More..

Rabu, 08 April 2009

SEBELUM BIKIN SKENARIO, PELAJARI DULU BUKU-BUKU INI! (2)

Nah, ini bagian kedua dari posting saya tentang buku-buku penulisan skenario mau pun yang berhubungan dengan itu. Kali ini saya akan membahas buku-buku favorit saya karena memang sangat cocok dengan keinginan saya dan sarat informasi mengenai hal-hal yang baru bagi saya.


Tentu saja, tidak semua orang setuju dengan pendapat saya mengenai setiap buku karena saya memang tidak berusaha untuk obyektif. Sebab, saya tidak sedang meresensi buku, hanya memberi tahu, “ini nih, alasan mengapa saya menyukai buku-buku ini!” dan dengan sendirinya mengambil manfaat besar dari buku-buku tersebut. Mudah-mudahan, pendapat kita sama dan tulisan saya ini bisa menjadi masukan bagi kamu yang ingin menjadi seorang penulis skenario profesional.


MARI MEMBUAT FILM-Panduan Menjadi Produser

Penulis : Heru Effendy

Penerbit : Panduan, Yogyakarta

Saya suka buku ini karena setelah membaca habis isinya, saya jadi paham mengapa dalam menulis skenario di Indonesia, kita tidak bisa menciptakan adegan-adegan yang ‘sulit’ seperti adegan bom meledak di sebuah mal dan membuat banyak adegan dengan lokasi yang terlalu banyak. Intinya, kita jadi mengerti susahnya membuat film, jauh lebih susah daripada sekadar berkhayal dan menulis adegan yang masih sulit diwujudkan menjadi sebuah film. Sesuai judulnya, buku ini sebenarnya ditujukan bagi mereka yang ingin menjadi produser. Namun, padatnya informasi yang disajikan di dalamnya membuat siapa saja yang ingin menjadi ‘orang film’ dapat mempelajari buku ini. Yang saya sukai dari buku ini adalah daftar istilah dar A sampai Z yang komplit. Tak hanya menjelaskan istilah-istilah yang dipakai dalam proses produksi mau pun pasca produksi film, buku ini juga memuat istilah yang dikenal dalam proses pra produksi seperti istilah-istilah teknis dalam penulisan skenario.


MENJADI PENULIS SKENARIO PROFESIONAL

Penulis : Sony Set & Sita Sidharta

Penerbit : Grasindo

Buku penulisan skenario pertama yang saya miliki. Entah sudah berapa ribu kali buku ini saya buka dan pelajari hingga sampulnya kusut dan halaman-halamannya banyak yang robek. Lebih dari itu, buku ini mungkin buku termurah di antara buku-buku lain yang sejenis. Namun, isinya tentu saja tidak murahan. Sebab, buku ini menyajikan potongan skenario kelas dunia dari beberapa serial terkenal seperti X-Files, Sex and The City dan Dharma and Greg. Penyajian materi dalam buku ini singkat dan padat, sesuai untuk saya yang masih baru dalam hal tulis-menulis skenario. Meskipun buku ini memiliki kekurangan seperti tidak secara jelas menjabarkan bagaimana cara menyalurkan skenario dan tidak menjelaskan beberapa aspek teknis yang bagi saya cukup penting, saya tetap menyukai buku ini karena semangat penulis bersangkutan untuk menciptakan skenario yang tak hanya lebih baik, namun juga berbeda dari segi tema dan penyajian cerita. Sejalan dengan cita-cita saya, mau menulis skenario film horor tapi ga ada pocong-nya, menulis skenario film drama tapi ga ada adegan orang marah-marah sampai urat lehernya nongol semua dan menulis skenario film fiksi ilmiah tapi ga ada alien dan UFO-nya….


RAHASIA MENULIS SKENARIO PROFESIONAL-Sukses Menjadi Penulis Skenario Drama dan Sitkom

Penulis : Sony Set

Penerbit : Penerbit Liliput, Yogyakarta

Saya juga merasa cocok dengan isi buku ini karena berbagai alasan. Dibanding karya sebelumnya, MENJADI PENULIS SKENARIO PROFESIONAL, isi buku dari Sony Set (serial LUV, Dewa) ini lebih komplit dan menawarkan teknik yang tergolong baru bagi saya. Teknik itu adalah The 9-Act Structure, sebuah teknik yang menjelaskan mengapa film-film semacam The Fugitive, The Net dan The Dark Knight menjadi sangat menegangkan dan menarik untuk disaksikan. Dengan pembagian cerita menjadi sembilan babak, bukan tiga babak seperti dalam kebanyakan film drama, seorang penulis cerita dapat memikat penonton untuk tetap duduk menyaksikan film hingga film usai. Selain itu, buku ini juga menyajikan tips menulis skenario sitkom yang kono merupakan produk yang efisien dank arena itu menjadi jenis film yang paling banyak diproduksi di seluruh dunia. Yah, siapa tahu, kita bisa menjadi penulis naskah serial seperti OB mau pun Abdel dan Temon-Bukan Superstar, dua sitkom favorit saya. ‘Kan asyik, tuh?


Oke, tiga buku sudah saya bahas di sini. Mudah-mudahan bisa menjadi masukan bagi yang mau belajar menulis skenario, tapi ga kuat bayar biaya kursus seperti saya. Oleh sebab itu, berusahalah! Ciaoooo!

Read More..

SEBELUM BIKIN SKENARIO, PELAJARI DULU BUKU-BUKU INI! (1)

Kalau dilihat-lihat, sebagian besar isi blog ini isinya hanya ocehan-ocehan yang kurang bermanfaat bagi yang membacanya, apalagi kalau mereka tidak mengenal saya. Yah, namanya juga blog pribadi (gratisan, lagi ^_^), kebanyakan isinya memang ocehan-ocehan yang nulis. Prinsip saya (tadinya), kalau mau bikin artikel bermanfaat, nulis aja di Wikipedia….

Tapi… apa salahnya kalau apa yang saya tulis ternyata bisa menjadi manfaat bagi orang lain? Misalnya, bagi mereka yang punya cita-cita sama seperti saya : jadi penulis skenario. Tapi karena duit cekak, tidak kuat membayar biaya kursus yang sudah cukup untuk membeli satu sepeda motor itu, terpaksa saya belajar sendiri dari buku-buku dan internet. Cukup banyak kok, penulis skenario yang baik hati yang mau bagi-bagi ilmu.


Nah, sebagian buku-buku penulisan skenario mau pun yang menyinggung sedikit tentang hal itu telah saya miliki sejak beberapa tahun silam. Pada tulisan ini, saya hanya memberi masukan mengenai buku apa yang cocok untuk pemula seperti saya mau pun yang sudah ‘kelas macan’. Saya tidak mengutip isi buku-buku tersebut karena hal tersebut berarti pelanggaran hak cipta dan bisa merugikan penulis buku bersangkutan. Tapi jangan khawatir, buku-buku ini cukup mudah diperoleh di pasaran dan dengan harga terjangkau : semua buku masing-masing berharga di bawah Rp 40 ribu!


Nah, berikut sebagian buku-buku tersebut. Beberapa di antaranya sudah kusut karena terlalu sering dibuka-buka dan dipelajari….


GIE-Naskah Skenario

Penulis : Riri Riza

Penerbit : Penerbit Nalar, Jakarta

Sebenarnya ini bukan jenis buku how to, melainkan buku naskah skenario film GIE itu sendiri. Tapi… untuk mereka yang baru belajar, tidak saya sarankan menggunakan buku ini sebagai bahan contoh skenario. Sebab, isi buku ini tidak memuat istilah-istilah teknis yang cukup banyak seperti “INTERCUT TO”, “DISSOLVE TO” dan lain-lain. Maklum, yang nulis skenario filmnya adalah sutradara film itu sendiri, yakni Riri Riza. Jadi, beliau sudah paham betul, seperti apa visualisasi dari skenario yang ditulisnya tersebut tanpa perlu dibantu oleh petunjuk-petunjuk teknis dari skenario. Tapi, kalau kita mau mempelajari bagaimana menciptakan adegan-adegan yang dramatis, buku ini boleh dijadikan bahan contekan.




JADI PENULIS SKENARIO? GAMPANG, KOK!

Penulis : Kinoysan

Penerbit : Penerbit ANDI, Yogyakarta

Sebenarnya, petunjuk bagaimana menulis skenario dalam buku ini hampir sama dengan buku-buku sejenis. Namun, kelebihan buku ini terletak pada penulisnya sendiri, yakni Ari Wulandari alias Ari Kinoysan. Penulis yang bersangkutan, sebelum menjadi seorang script writer, pernah menjadi script editor di sebuah rumah produksi bonafide dan sangat terkenal. Dengan pengalamannya yang unik tersebut, beliau mempunyai sudut pandang yang berbeda dengan kebanyakan penulis skenario yang telah menulis buku sejenis. Misalnya, Kinoysan meyakinkan kita bahwa jangan khawatir terjadi pembajakan ide terhadap karya penulis skenario yang mengirimkan naskahnya melalui pos. Sebab, membutuhkan proses panjang dalam mewujudkan naskah tersebut menjadi film yang siap tayang. Juga, beliau memberi bocoran bagaimana agar sebuah naskah cepat ditindaklanjuti oleh rumah produksi. Ternyata, ada hal-hal lain yang harus diperhatikan di samping naskah skenario itu sendiri! Jadi, buku ini cocok bagi mereka yang masih baru dan belum punya nama dalam dunia penulisan skenario.


KUNCI SUKSES MENULIS SKENARIO

Penulis : Elizabeth Lutters

Penerbit : Grasindo, Jakarta

Penulis buku ini sarat pengalaman sebagai penulis skenario. Skenario yang ditulisnya antara lain adalah serial Bidadari, ABG dan Malam Pertama. Kiat-kiat yang beliau berikan dalam buku ini hampir sama dengan buku-buku sejenis. Bedanya, dalam buku ini, beliau membocorkan bagaimana isi Surat Perjanjian Kerja Sama antara penulis skenario dan rumah produksi yang isinya hmmm, kurang menguntungkan bagi penulis skenario itu sendiri. Ada juga tips bagaimana cara menciptakan profil tokoh berdasarkan tipologi tipe fisik dan psikis, secara mendalam. Tips tersebut jarang saya temukan dalam buku-buku sejenis. Buku ini cocok untuk penulis skenario mau pun calon penulis skenario yang belum pernah menulis skenario.




Nah, di atas telah saya uraikan tentang tiga buah buku yang bermanfaat bagi mereka yang berminat menulis skenario. Masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya. Jadi, setiap buku akan saling melengkapi, hingga kita yang akan mengambil keuntungan dari setiap buku. Maka, dengan bermodalkan ketiga buku tersebut di atas, mudah-mudahan kita bisa belajar menulis skenario yang baik dan tentu saja layak diangkat menjadi film cerita. Jadi, marilah kita berusaha!

Read More..