Kamis, 13 Agustus 2009

KASIH SEPANJANG MASA : BELAJAR MEMBUAT CERITA TANPA TOKOH ANTAGONIS

Beberapa hari terakhir ini, saya punya acara TV favorit baru. Acara tersebut adalah sebuah sinetron Taiwan yang berjudul KASIH SEPANJANG MASA (judul aslinya saya tidak tahu, maaf....), yang ditayangkan lagi oleh stasiun DA AI TV.

Sebenarnya, sinetron yang disponsori oleh Yayasan Budha Tzu Chi ini diangkat dari kisah nyata seorang wanita bernama Lin Zhu. Lin Zhu yang berasal dari keluarga sederhana ini memiliki perjalanan hidup yang berliku. Namun dengan semangat dan kegigihannya, ia berhasil menjalani kehidupannya dengan baik.

Kisahnya sendiri diawali oleh pecahnya keluarga Lin Zhu hanya karena ibu Lin Zhu tidak bisa melahirkan anak laki-laki. Karena frustrasi, ibu Lin Zhu kabur dari rumah hingga Lin Zhu dan kakaknya, Qiao Jin, harus dibesarkan oleh seorang ibu tiri yang baik hati.

Setelah dewasa, nasib malang serupa ibunya dialami oleh Qiao Jin. Qiao Jin pun dijutekin mertua lantaran anak pertamanya adalah perempuan. Hal ini membuat Lin Zhu takut menikah. Saat akan dijodohkan, Lin Zhu kabur dan pergi mencari ibu kandungnya. Tapi, tak lama kemudian, Lin Zhu pun bertemu dengan jodohnya, Pan Yi Feng, seorang tentara dari Cina Daratan yang merantau ke Taiwan.

Sebenarnya, kisah yang ditawarkan oleh drama mengharu biru ini dapat terjadi pada siapa saja. Justru hal inilah yang membuat sinetron ini menjadi istimewa. Setiap tokohnya adalah sosok-sosok yang sangat manusiawi, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan yang paling saya sukai dari sinetron ini adalah... tidak ada tokoh antagonis!

Bukan apa-apa, setelah menonton kebanyakan sinetron Indonesia, kita selalu menemukan tokoh yang berhati baik (kadang-kadang malah agak bodoh) dan tokoh yang jahatnya minta ampun. Seolah di dunia ini isinya hanya orang-orang dengan dua jenis kepribadian saja : baik dan jahat. Padahal, anak kecil juga tahu bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi mengapa harus mendramatisir dengan menampilkan tokoh-tokoh berkarakter hitam putih?


Oleh sebab itu, sinetron KASIH SEPANJANG MASA ini dengan segera menjadi referensi saya dalam mempelajari cara menulis cerita tanpa menampilkan tokoh antagonis. Rahasianya ternyata sederhana :
  1. Jangan menampilkan karakter yang ekstrim baik atau ekstrim jahat. Tampilkan tokoh-tokoh yang manusiawi, yang bisa melakukan kesalahan dan mampu memperbaiki akibat dari kesalahan tersebut.
  2. Jangan berlebihan dalam menentukan porsi kemunculan salah satu tokoh. Sekalipun tokoh utama, tidak berarti harus muncul dalam hampir semua adegan. Bukan hanya dari segi frekuensi pemunculan, melainkan juga 'mutu' pemunculan tokoh utama tersebut. Kalau dalam setiap pemunculannya, tokoh utama ditampilkan dengan karakter yang itu-itu saja (misalnya, nangis melulu atau marah-marah terus atau bisanya cuma mengkhotbahi orang saja), bisa dipastikan, penonton bakal 'pegal hati' melihat tampangnya.
  3. Jangan menampilkan tokoh utama sebagai orang tak berdaya! Seperti dalam kebanyakan sinetron lokal di mana tokoh utama (biasanya wanita) menjadi 'muka tonjokan' atau sosok yang disiksa melulu tanpa bisa melawan. Sekalinya melawan, harus dengan bantuan orang lain atau menggunakan cara yang licik, selicik tokoh antagonis yang biasanya menyiksa dia!
  4. Jangan mengurangi peran tokoh-tokoh penting yang menentukan gerak tokoh lain. Misalnya, jangan mengurangi peran tokoh orang tua dalam menasihati anaknya yang telah melakukan kesalahan. Maaf-maaf saja, ya, dalam sinetron Indonesia, tokoh orang tua umumnya akan marah-marah pada anaknya jika melakukan kesalahan. Sulit menemukan contoh orang tua yang 'meluruskan' kelakuan anaknya dengan tanpa kekerasan verbal mau pun fisik.
Hmmm.... apa lagi, ya? Hehehe, saya masih memikirkannya. Soalnya, apa yang saya tulis di atas hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman, tanpa didasari teori menulis cerita yang baik. Makanya, jangan percaya mentah-mentah apa yang saya tulis tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Namanya juga sedang berusaha berbagi...

Oke, sampai di sini dulu. Kapan-kapan saya menulis lagi, tentunya dengan tema yang tidak jauh-jauh dari film, sinetron mau pun media audio visual lainnya seperti video klip musik dan iklan (saya orang aneh yang suka nonton iklan di TV!). Mari....

Tidak ada komentar: