Minggu, 19 Juli 2009

KISAH-KISAH ABADI YANG (BIASANYA) LAKU DIJUAL

Tempo hari saya dengan sangat serius mengikuti sebuah workshop sehari penulisan skenario. Dalam workshop yang berlangsung cukup singkat itu, seorang peserta (tapi bukan saya, kok ^_^) melontarkan 'kritik' bahwa film Indonesia (sinetron mau pun film bioskop) cenderung meniru film Korea atau film dari luar negeri lain. Peserta itu juga dengan sok tahu menyebut bahwa penulisan skenario yang terburu-buru seperti umumnya yang terjadi dalam penulisan skenario sinetron, akan menghasilkan sinetron yang 'buruk'.

Barangkali pesrta yang mengkritik (bahkan) mendebat pengajar workshop tersebut tidak tahu bahwa industri film semapan Hollywood pun sudah jamak 'meniru' film yang diproduksi oleh industri perfilman di belahan dunia lain. Film Inggris, Jepang, Hong Kong, Perancis hingga Indonesia (kalau benar Jelangkung sudah diproduksi versi Hollywood-nya, sih, saya juga kurang yakin), sudah ada tuh, yang dibuat ulang oleh sineas Hollywood. Malah, hasilnya tidak kacangan karena ada banyak yang menang di berbagai festival film mau pun lumayan laku di pasaran.

Terus, soal lama-tidaknya sebuah skenario dibangun dan ditulis. Pengajar dalam workshop mengatakan bahwa persiapan yang panjang tidak menjamin hasil yang baik. Intinya, kalau bisa 'lebih cepat, lebih baik', mengapa tidak dipakai saja rumusan yang satu ini selama memang mampu? Kalau saya sih, tidak bisa. Soalnya kemampuan saya sangat terbatas....

Balik ke soal ide cerita, tema atau apa sajalah itu. Mirip satu sama lain atau menyadur dari sumber lain, apa masalahnya? Selama tidak menjiplak (ingat, menyadur beda dengan menjiplak), jalan saja terus. Toh kita tidak pernah menyebut bahwa Marah Rusli adalah plagiator karena menulis Sitti Nurbaya karena ide ceritanya mirip dengan Romeo dan Juliet, yakni kasih tak sampai....

Hayo, siapa yang tidak setuju bahwa Romeo and Juliet adalah sebuah kisah yang selalu menarik dibuat ulang ke dalam berbagai media? Buktinya, Marah Rusli saja mau menulis ulang kisah ini, namun dengan alur yang berbeda dengan versi Shakespeare. Selain Romeo and Juliet, masih banyak kisah-kisah lain yang tak lekang dimakan zaman. Di antaranya adalah :

CINDERELLA
Kebanyakan dongeng impor mirip dengan salah satu dongeng paling terkenal ini. Sebut saja Putri Tidur dan Putri Salju (hmmm... putri-putrian semua, ya?). Ketiga tokoh ini juga punya kesamaan : sama-sama (aslinya) adalah seorang putri yang ditolong oleh seorang pangeran. Kisah ini berlanjut hingga berabad mendatang dalam berbagai versi. Sebut saja Meteor Garden, sinetron terkenal dari Taiwan itu. Tokoh San Cai adalah representasi Cinderella masa kini yang bertransformasi menjadi tokoh yang lebih berani, galak dan penuh inisiatif. Mau bilang Meteor Garden menjiplak? Silakan saja, tapi pasti banyak yang tidak akan setuju. Hehehe.


PARA NABI
Kira-kira, sejak kapan manusia mulai menyakiti atau bahkan menjajah manusia lainnya? Kalaupun kita tidak tahu jawabannya, namun kita pasti tahu bahwa inspirasi sebuah cerita juga dapat diperoleh dari kisah para nabi atau utusan dari sesuatu yang lebih besar daripada manusia (misalnya, Tuhan) untuk memimpin umat manusia membebaskan diri dari penindasan. Contoh masa kini yang terpikirkan saat ini adalah film-film fantasi seperti serial Narnia, Harry Potter mau pun anime Jepang yang seru-seru. Biasanya, para jagoan adalah orang-orang yang sudah ditakdirkan menjadi jagoan, tak peduli bahwa pada awalnya mereka adalah sosok yang biasa saja. Umumnya ada ramalan yang menyebutkan bahwa (calon) jagoan bersangkutan akan datang ke sebuah dunia yang tak mereka kenal sebelumnya untuk memimpin rakyat dunia tersebut membebaskan diri dari tirani. Saya pribadi kurang suka kisah-kisah seperti ini karena saya tidak percaya bahwa nasib seseorang mau pun sebuah bangsa berada di tangan orang lain, bahkan orang asing. Tentu saja hal ini bukan berarti bahwa saya tidak percaya pada keberadaan nabi-nabi, namun kalau bisa, inisiatif untuk melawan penindasan berasal dari pihak yang ditindas itu sendiri, bukan dari orang asing yang tiba-tiba saja menjadi dewa penyelamat.

NAPOLEON BONAPARTE DAN SEJENISNYA
Sebenarnya saya tahu, bahwa jauh sebelum Napoleon ada, tentunya sudah banyak manusia seperti dia. Yakni sosok yang tadinya bukan siapa-siapa, dengan kerja kerasnya, berhasil menjadi 'orang'. Atau, tentang seseorang yang pada awalnya tampak lemah tak berdaya, justru berbalik membebaskan diri dari penindasan tanpa harus menunggu kedatangan semacam 'ratu adil'. Film-film Hollywood sudah banyak yang mengeksplorasi tema seperti ini. Contoh favorit saya adalah Finding Nemo. Film yang mengisahkan perjuangan seekor ikan penakut membebaskan anaknya dari sekapan manusia ini ditulis dengan sangat baik, bahkan cenderung sempurna. Ada moral yang saya sukai di sana. Bahwa siapa pun dia, selama mau berusaha dan bekerja keras, dapat mengubah nasibnya. Maka dari itu, berusahalah!

DARI TEMEN JADI DEMEN
Hohoho, ini juga kisah yang seru. Menarik sekali melihat sepasang kekasih yang tadinya hanya bersahabat, berubah menjadi saling mencintai. FTV yang tayang di SCTV sangat sering mengambil tema persahabatan yang 'dikotori' oleh urusan asmara ini. Rasanya saya belum pernah menonton FTV dengan kisah seperti ini yang berakhir dengan 'sedih'. Maksudnya, kisah sepasang sahabat itu berakhir dengan 'tidak jadian'-nya mereka atau bahkan berpisah. Ya iyalah, selera pasar harus tetap dipertimbangkan....

Hmmm, kisah apa lagi, ya? Sepertinya masih banyak, tapi saya malas memikirkannya. Jadi, saya sudahi dulu. Mau cari makan nih, lapar...

1 komentar:

nurani mengatakan...

ngomong-ngomong soal putri dan dongeng. bukan san cai lagi. tapi jang di. tau dong boys before flowers. kdg2 film kyk gini bikin kita males ngeliat kenyataan. terlalu fiksi. terlalu ngayal, dan terlalu indah. semua serba bahagia. hehehehe....just info, verifikasi word buat submit koment ini loness. aku banget sekarang. uhuhukkkk
ya, aku masih kuliah. km?