Tahun 2008 saya lalui dengan menonton di bioskop dalam frekuensi yang cukup sering untuk ukuran saya yang (dulunya) malas ke bioskop. Seingat saya, dalam kurun waktu setahun, saya sudah menyaksikan (di bioskop) film-film sebagai berikut (saya ingat-ingat dulu ya....) :
FILM INDONESIA
Ini film pertama yang saya tonton pada tahun 2008. Bersama adik, sepupu-sepupu dan tante-tante saya, saya ditraktir oleh om yang kebetulan duitnya memang cukup banyak. Gara-garanya sepele : om saya itu kenal baik dengan Om Burhan, suami Marini saat ini (pemeran ibunya Carissa Putri) beserta Marini-nya sendiri. Saya pribadi sih kurang suka film ini. Dongeng banget. Tapi jangan bilang-bilang om saya ya, saya tuh sebel banget melihat akting Marini yang sok cakep. Pst... ini rahasia kita, ya!
Saya lebih suka film ini daripada AAC. Walaupun tidak lucu-lucu amat, setidaknya film ini tidak sok 'berat', tidak sok art. Lagipula, saya suka soundtrack-nya juga enak buat didengarkan kok.
Cinta Setaman
Menonton film ini bikin saya menyesal.... Huh, seandainya dalam daftar pemerannya tidak ada nama Ria Irawan, Nicholas Saputra dan Surya Saputra, saya sudah ngomel-ngomel sendiri mengutuk film yang katanya 'personal' ini. Nico yang main jadi Aa' Penjual DVD ternyata punya cara yang aneh untuk menyatakan cinta : dengan mengeluarkan 'isi kandang binatang peliharaan dari mulutnya'. Sebel banget mendengar orang ngomong jorok!
Saya menonton ini gara-gara malas pulang cepat-cepat setelah membeli tiket Jiffest. Ya sudah, meski meringis gara-gara harus membayar tiket yang harganya selangit (bagi saya), saya masuk saja ke audiotorium untuk menonton. Katanya film ini kelas internasional, diproduseri oleh dua bule yang saya tidak kenal namanya, apalagi orangnya.... Dan... dari enam cerita yang ditampilkan, hanya Show UnitThe List dan Dara yang cukup memuaskan. Yang lainnya, Peeper, Titisan Naya dan The Rescue (duh, ini nyontek film nagri ya?), di mana letak ke-Takut-annya?!
Ternyata benar, kita tidak boleh menggantungkan harapan setinggi langit, bisa kecewa, nantinya. Film ini membuktikannya. Di teater, begitu film usai, ada penonton (yang mungkin adalah pemain/kru/pendukung film ini) yang berinisiatif bertepuk tangan untuk memancing penonton lain melakukan hal serupa. Tapi yang terpancing hanya segelintir. Sisanya--termasuk saya--ogah memberi penghargaan serupa. Kecewa berat, film yang digadang-gadang akan bagus, membela perempuan blablabla ini ternyata mutunya sependek durasinya. Maaf ya Mbak Dian, Mas Dwi, Mas Nico dan Mas Ario serta Kak Riri dan Mbak Mira... mendingan bikin film berlatar masa kini deh, ga usah sok art.
Kalau yang ini, sudah saya tonton di bioskop sebanyak... 6 kali! Selain karena kagok (tapi suka) melihat Nico jadi kiai, juga karena karakter-karakter kocak seperti Rian dan Zaenal dalam film perdana Nurman Hakim ini. Meski gambarnya agak buram dan alurnya lambat, tokoh-tokoh dalam filmnya yang digambarkan amat manusiawi ini bikin saya jatuh cinta.... Dai suki desu!
The Dark Knight
Film terbaik tahun 2008! Saya bisa bilang apa lagi? Seandainya waktu itu duit saya banyak, mungkin saya sudah menonton film ini sampai belasan kali!
Ehm... agak membingungkan meskipun saya sudah menonton prekuelnya. Lumayanlah, James Bond-nya kurang cakep tapi aksinya oke!
Ho... ini film yang romantis dan bikin penasaran. Wajah Bella yang manis, Edward yang ganteng sekaligus mengerikan dan Jasper yang cakep, bikin mata saya terhibur. Selain itu, saya juga suka melihat kulit Edward yang berkilauan diterpa sinar matahari. Ceritanya sih biasa, porsi tegangnya juga baru benar-benar ada 30 menit menjelang film usai. Tapi, okelah sebagai hiburan.
Film Belanda untuk remaja dengan tema yang cukup 'berat' tapi dikemas dengan ringan dan menghibur. Tapi, apa akan lolos menjadi calon penerima Oscar 2009 kategori Film Berbahasa Asing? Kita lihat saja nanti. Eh, Maryam Hassouni (Dunya) tampangnya ga kalah dengan artis bule. Cantik banget!
Sekian dulu.... Sepertinya masih ada film yang belum saya sebutkan, tapi hanya judul-judul di atas yang saya ingat saat ini. Kapan-kapan saya isi lagi, deh.
Selamat Tahun Baru 2009!
1 komentar:
Udah tepuk tangan, tp nggak gayung bersambut. Wah, pasti malu meski dlm gelap. Makanya, ngapain jg tepuk tangan. Iya kalau sineasnya ikutan nonton, baru tepuk tangan (dlm keadaan terpaksa).
Ya, gitu deh. Dukung perfilman kita dg sering2 nonton di bioskop, bukan bajakannya.
Posting Komentar