Film terakhir yang saya tonton di bioskop adalah MERANTAU karya GH Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais. Saya suka film itu karena seru, menegangkan dan 'unik'. Unik di sini maksudnya adalah kemampuan para pembuat film tersebut dalam memasukkan nilai-nilai lokal Indonesia ke dalam film tanpa membuat film tersebut menjadi menggurui dan membosankan.
Tapi, kadang-kadang, saya juga tidak bisa menjelaskan, mengapa saya suka sebuah film. Contohnya film JANJI JONI (2005). Karya pertama Joko Anwar itu menjadi satu dari tiga film Indonesia favorit saya. Biasanya, saya tidak suka menonton film Indonesia yang dialog-nya kebarat-baratan seperti "aku cuma kelebihan bagasi buat kamu" atau "gue sudah sampai pada titik di mana gue ga ragu lagi buat mematahkan rahang kamu". Tapi entah mengapa, JANJI JONI membuat saya bisa menerima semua itu.
Tadinya saya pikir, saya suka film ini hanya karena profesi tokoh utamanya unik dan soundtrack-nya keren. Tapi tidak juga. Soalnya, kalau dipikir-pikir lagi, apa istimewanya sih profesi kurir itu? Sama seperti profesi saya (saya bukan kurir, tapi profesi saya sekarang bukanlah profesi impian), tidak akan ada anak sekolah yang bercita-cita menekuni profesi seperti yang saya tekuni saat ini. Juga, setelah mendengarkan album soundtrack JANJI JONI entah berapa puluh kali, lama-kelamaan saya bosan juga.
Lantas, apa yang membuat saya menyukai sebuah film? Hmmm.... Kalau dicari-cari lagi alasannya, mungkin akan ketemu yang seperti ini :
LUCU
Film apa pun itu, sekalipun bukan komedi, sebaiknya memasukkan bumbu komedi yang pas. Contohnya TRANSFORMERS (2007). Saya selalu mengingat adegan kocak saat Autobots harus 'bersembunyi' di rumah Sam karena Sam cemas, keberadaan Autobots tersebut akan ketahuan oleh orang tuanya. Jadilah, Autobots 'bersembunyi' di mana saja di sekitar di rumah Sam, termasuk di atap rumah. Jadi, kalau mau membuat film jadi menarik, melucu-lah pada saat dan tempat yang pas.
MUSIK YANG PAS
Selain JANJI JONI, film lain yang scoring-nya bikin saya kepincut adalah THE DARK KNIGHT. Musiknya mencekam, membuat merinding bulu romaku. Ups, berlebihan, tapi memang begitulah adanya, saya benar-benar terhanyut (tapi tidak sampai tenggelam) oleh tata musik film ini. Aku cinta The Joker eh, Batman (juga)!
HATI BERDARAH-DARAH KARENA DIA
Hehehe, maksud saya, cerita dalam sebuah film yang menghanyutkan (sekali lagi, tapi tidak sampai tenggelam!) adalah hal yang menarik hati. Kalau perlu, sampai bisa membuat saya menitikkan air mata! Contohnya banyak. Selain THE DARK KNIGHT (saya tidak menangis, tapi benar-benar terhanyut oleh ketegangan yang ditawarkan), saya juga suka cerita ADA APA DENGAN CINTA? yang sederhana mau pun NAGABONAR (1987). Oke, MERANTAU juga menggugah hati saya, soalnya saya pun seorang perantau seperti Yudha. Puas?
SUTRADARA & PENULIS SKENARIO
Bagi saya, urusan siapa yang membuat film lebih penting daripada siapa yang bermain di dalamnya. Saya menyukai karya-karya Joko Anwar, Salman Aristo, Hanung Bramantyo, Deddy Mizwar dan Ifa Isfansyah (film pendeknya, HARAP TENANG, ADA UJIAN! adalah film pendek yang sangat lucu!). Meskipun tidak semua karya mereka menjadi favorit saya, setidak-tidaknya, saya merasa 'cocok' dengan gaya bertutur mereka dalam membuat sebuah film.
SIAPA YANG BERMAIN?
Ehm, oke, ini penting juga. Soalnya, saya juga seringkali batal menonton sebuah film hanya karena salah seorang pemainnya tidak saya sukai atau tidak menarik hati. Maksud saya, sekalipun seorang bintang telah menjadi sangat terkenal, saya tidak lantas ikut memujanya. Ada lho, aktor dan aktris yang aktingnya bikin saya bete. Lalu, ada juga bintang film yang suka cari sensasi dan langganan infotainment. Nah, jenis bintang film yang terakhir ini yang bikin saya malas menonton film-nya di bioskop. Saya sudah sering melihatnya di TV, jadi mengapa saya harus buang duit untuk melihat aktingnya di bioskop? Lagian, biasanya bintang sejenis ini aktingnya tidak saya sukai (saya pakai istilah 'tidak saya sukai', soalnya saya sendiri tidak paham ilmu akting, jadi tidak bisa menilai apakah akting seseorang bagus atau tidak). Jadi, buat apa ke bioskop? Tunggu saja sampai filmnya tayang di TV... ^_^
Eh, sudah dulu, ya? Terima kasih buat kamu yang mau membaca tulisan iseng ini. Tapi sebelum berpisah, saya mau tanya, film seperti apa yang kamu sukai?
Gambar:
Mazzbadai
3 komentar:
Sama seperti sampeyan, tidak tahu mengapa saya suka film Janji Joni...
film yg paling saya suka itu animasinya pixar. ahahahaha. ntah knp pixar lbh bagus kalau bikin film drpd dreamworks.
sisanya sama sperti kamu, asal produsernya bukan orang india, bs saya pertimbangkan utk ditonton.
Makasih buat komentarnya.
@resilla : Wah,kaya'nya kamu antipati bgt sama orang India, ya?Kalo produsernya Shah Ruk Khan, apa masih ga mau nonton juga? :D
Posting Komentar