Mohon maaf kalau ada yang tidak setuju dengan pendapat saya. Apalagi, saya memang tergolong telat menonton dua film sekuel ini. Tapi mau bagaimana lagi, saya agak kecewa dengan dua film ini.
Memang sih, biasanya film sekuel tidak sebagus film pendahulunya (kecuali untuk beberapa kasus seperti serial The Pirates of the Carribean). Tapi saya tetap saja merasa, "biasa aja, tuh" pas keluar dari teater. Begini nih, kalau sebuah film dibuat demi meneruskan sukses film pendahulunya. Apa yang istimewa di film prekuel, saat ditampilkan lagi dalam sekuelnya, jadi terasa hambar (busyet, kalau masak yang benar dong, jangan lupa pakai garam!)
TRANSFORMERS : REVENGE OF THE FALLEN
Sebenarnya, seperti dalam film pendahulunya, lagi-lagi mata penonton dimanjakan dengan kecanggihan efek khusus yang dahsyat dalam film ini. Bahkan, robot-robot purba dalam film ini memiliki penyamaran yang lebih bervariasi dibandingkan dengan film pertamanya. Ada robot sepeda motor, pesawat terbang hingga binatang buas. Pencipta karakter-karakter tersebut jadi lebih kreatif-lah dibandingkan dengan film pertamanya.
Tapi tidak dengan cerita dalam film ini. Yah, meskipun tidak buruk-buruk amat, saya kok jadi merasa bahwa cerita filmnya 'biasa aja'. Malah, ada yang dipaksakan sekali : Sam Witwicky 'dibangkitkan lagi' oleh Primes yang sudah mati ribuan tahun lalu. Oh yeah, darimana mereka punya kekuatan membangkitkan manusia padahal mereka sendiri sudah passed away?
Tapi yah, sudahlah. Nikmati saja, seperti Anda membaca review film yang buruk ini (hehehe). Penampilan autobot kembar dan Jetfire cukup unik, bisa bikin saya tertawa. Meskipun humor-humornya tidak sedahsyat film sebelumnya, saya suka adegan saat Bumblebee menjahili cewek seksi (yang ternyata Decepticon) yang mencoba merayu Sam. Lucu juga, pakai lagu-lagu segala.
Tapi, sekali lagi, saya lebih suka film pertama-nya....
THE TARIX JABRIX 2
Film pertamanya tidak lucu-lucu amat. Dan film keduanya ini, parah, susah membuat saya tertawa. Entah karena akting pemerannya yang biasa saja (yang main-nya bagus justru Hanung Brahmantyo ^_^) atau karena humor-humornya garing, film ini benar-benar terasa dipaksakan untuk ada.
Ceritanya sendiri berkutat pada petualangan The Tarix Jabrix di Jakarta. Dalam film itu, mereka digambarkan lugu dan ndeso. Padahal, Bandung tidak jauh dari Jakarta, masa' perbedaan 'budaya'-nya sampai se-ekstrim itu?
Belum lagi konflik dan penyelesaiannya. Waduh, dipaksakan sekali. Penampilan Judika dan Duma Riris dalam film ini juga kurang konyol, padahal mereka berperan sebagai penculik o'on. Jadi susah memancing tawa penonton. Apalagi kalau melihat aksi The Changcuters yang menurut saya lebih kaku daripada penampilan mereka dalam film sebelumnya.
Waduh... kalau memang segalanya belum matang (termasuk urusan cerita, skenario dan akting para pemerannya), ngapain memaksakan diri membuat film ini? Yang namanya film komedi ya seharusnya bisa bikin penonton tertawa. Sementara, selama lebih dari satu jam, di dalam teater, jarang sekali terdengar tawa (terbahak) penonton. Paling-paling hanya suara tawa yang 'agak geli' menyaksikan aksi Tria cs....
Yap, itu saja. Maaf sekali lagi kalau ada yang tidak setuju. Sebenarnya saya suka kok, dengan Transformers : Revenge of The Fallen ini. Hanya, agak kecewa dengan beberapa bagian dalam film ini. Tapi untuk The Tarix Jabrix 2, sepertinya memang perlu dimatangkan lagi dari segala lini....
Foto :
Transformers : www.imdb.com
The Tarix Jabrix 2 : www.cineplex21.com
Memang sih, biasanya film sekuel tidak sebagus film pendahulunya (kecuali untuk beberapa kasus seperti serial The Pirates of the Carribean). Tapi saya tetap saja merasa, "biasa aja, tuh" pas keluar dari teater. Begini nih, kalau sebuah film dibuat demi meneruskan sukses film pendahulunya. Apa yang istimewa di film prekuel, saat ditampilkan lagi dalam sekuelnya, jadi terasa hambar (busyet, kalau masak yang benar dong, jangan lupa pakai garam!)
TRANSFORMERS : REVENGE OF THE FALLEN
Sebenarnya, seperti dalam film pendahulunya, lagi-lagi mata penonton dimanjakan dengan kecanggihan efek khusus yang dahsyat dalam film ini. Bahkan, robot-robot purba dalam film ini memiliki penyamaran yang lebih bervariasi dibandingkan dengan film pertamanya. Ada robot sepeda motor, pesawat terbang hingga binatang buas. Pencipta karakter-karakter tersebut jadi lebih kreatif-lah dibandingkan dengan film pertamanya.
Tapi tidak dengan cerita dalam film ini. Yah, meskipun tidak buruk-buruk amat, saya kok jadi merasa bahwa cerita filmnya 'biasa aja'. Malah, ada yang dipaksakan sekali : Sam Witwicky 'dibangkitkan lagi' oleh Primes yang sudah mati ribuan tahun lalu. Oh yeah, darimana mereka punya kekuatan membangkitkan manusia padahal mereka sendiri sudah passed away?
Tapi yah, sudahlah. Nikmati saja, seperti Anda membaca review film yang buruk ini (hehehe). Penampilan autobot kembar dan Jetfire cukup unik, bisa bikin saya tertawa. Meskipun humor-humornya tidak sedahsyat film sebelumnya, saya suka adegan saat Bumblebee menjahili cewek seksi (yang ternyata Decepticon) yang mencoba merayu Sam. Lucu juga, pakai lagu-lagu segala.
Tapi, sekali lagi, saya lebih suka film pertama-nya....
THE TARIX JABRIX 2
Film pertamanya tidak lucu-lucu amat. Dan film keduanya ini, parah, susah membuat saya tertawa. Entah karena akting pemerannya yang biasa saja (yang main-nya bagus justru Hanung Brahmantyo ^_^) atau karena humor-humornya garing, film ini benar-benar terasa dipaksakan untuk ada.
Ceritanya sendiri berkutat pada petualangan The Tarix Jabrix di Jakarta. Dalam film itu, mereka digambarkan lugu dan ndeso. Padahal, Bandung tidak jauh dari Jakarta, masa' perbedaan 'budaya'-nya sampai se-ekstrim itu?
Belum lagi konflik dan penyelesaiannya. Waduh, dipaksakan sekali. Penampilan Judika dan Duma Riris dalam film ini juga kurang konyol, padahal mereka berperan sebagai penculik o'on. Jadi susah memancing tawa penonton. Apalagi kalau melihat aksi The Changcuters yang menurut saya lebih kaku daripada penampilan mereka dalam film sebelumnya.
Waduh... kalau memang segalanya belum matang (termasuk urusan cerita, skenario dan akting para pemerannya), ngapain memaksakan diri membuat film ini? Yang namanya film komedi ya seharusnya bisa bikin penonton tertawa. Sementara, selama lebih dari satu jam, di dalam teater, jarang sekali terdengar tawa (terbahak) penonton. Paling-paling hanya suara tawa yang 'agak geli' menyaksikan aksi Tria cs....
Yap, itu saja. Maaf sekali lagi kalau ada yang tidak setuju. Sebenarnya saya suka kok, dengan Transformers : Revenge of The Fallen ini. Hanya, agak kecewa dengan beberapa bagian dalam film ini. Tapi untuk The Tarix Jabrix 2, sepertinya memang perlu dimatangkan lagi dari segala lini....
Foto :
Transformers : www.imdb.com
The Tarix Jabrix 2 : www.cineplex21.com
1 komentar:
setuju bagus yang pertama.
salam kenal :D
Posting Komentar